Jatim

Rais Aam PBNU Sampaikan Taujihat di Pembukaan Konferwil NU Jatim

Sabtu, 3 Agustus 2024 | 07:00 WIB

Rais Aam PBNU Sampaikan Taujihat di Pembukaan Konferwil NU Jatim

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan at-taushiyyat wal irsyadat wat-taujihat di pembukaan Konferwil NU Jatim, Jumat (2/8/2024) di Pesantren Tebuireng Jombang. (Foto: instagram/@nahdlatululama)

Jombang, NU Online

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menyampaikan at-taushiyyat wal irsyadat wat-taujihat sekaligus doa penutup pada proses Pembukaan Konferensi Wilayah NU Jatim digelar di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Jumat (2/8/2024) malam.

 

KH Miftachul Akhyar mengatakan, masuk ke Pesantren Tebuireng mudah-mudahan ada debu beterbangan atau mungkin menempel di sarung atau anggota badan lainnya. Dulunya debu ini pernah diinjak atau diduduki atau bahkan terkena bagian-bagian jasad Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari.

 

“Sehingga satu butir debu ini diyakini akan membawa kebahagiaan hidup,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini dilansir NU Online Jatim.

 

Rais Aam mengungkapkan rasa bahagia bisa ikut hadir dengan membawa ribatul qalbi dan tsabatul qalbi sebagaimana yang disampaikan oleh Ketum PBNU.

 

"Ribatul qalbi yang dibutuhkan saat ini di saat NU semboyannya ‘Merawat Jagat Membangun Peradaban’ sejalan dengan tema Konferwil NU Jatim. Apalagi masih di bulan Muharram yang dikenal peristiwa hijratul rasul, sebuah kesempatan yang baik bagaimana kita lebih mengokohkan lagi ribatul qalbi tsabatuhu di bulan yang sangat besar saat ini,” katanya.

 

Kiai Miftach menerangkan, di dalam ribat dan tsabat Al-Qur’an menyatakan, diikatnya mereka dengan fidyatun, para pemuda yang hijrah untuk mempertahankan akidah dan keyakinannya dengan ashabul kahfi.

 

Ashabul kahfi adalah pemuda yang punya nilai semangat tinggi untuk mempertahankan keimanan dan keyakinannya. Karena mereka sudah diikat oleh Allah dengan ribatul qalbi. Tidurnya saja ditakuti apalagi bangunnya, dan tidurnya saja sudah membawa wibawa.

 

“Mestinya sebuah mayoritas organisasi dan bangsa akan melahirkan hal yang besar juga,” terang Kiai Miftach.

 

Ia menegaskan, organisasi ialah wadah tempat kumpulnya jamaah yang di situ ada aturan tata tertibnya. Lalu kumpulan ini tidak akan berdiri tegak jika tidak ada pemimpinnya, pemimpin yang selalu berkutat dengan agama.

 

“Jangan khawatir pasti semua ada pertolongan. Selamat berkonferensi dalam memilih pemimpin, pemimpin yang penuh kearifan,” tandas Kiai Miftach.