Jombang

Gus Kikin Sampaikan Keislaman dan Kebangsaan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari

Kamis, 11 Juli 2024 | 08:10 WIB

Gus Kikin Sampaikan Keislaman dan Kebangsaan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari

Halaqah Nasional UII Yogyakarta. (Foto: Panitia)

Sleman, NU Online
Pengasuh Pesantren Tebuireng Jombang KH Abdul Hakim Machfudz atau kerap disapa Gus Kikin menghadiri kegiatan Halaqah Nasional di Masjid Kimpulan UII Jalan Kaliurang KM. 14.5, Sleman, Yogyakarta pada Sabtu (6/7/24). 


Halaqah ini mengusung tema "Jejak Langkah Keislaman dan keindonesiaan." Acara ini juga diisi dengan Bedah Buku "Nasionalisme Pemuda: Pemikiran-Pemikiran KH. Hasyim Asy'ari" karya Seto Galih Pratomo.

 
Gus Kikin menyampaikan, jejak langkah Keislaman dan keindonesiaan Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari bukan hanya pemikiran-pemikiran beliau saja yang paling terkenal.


"Hubbul wathan minal iman atau cinta tanah air sebagian dari iman dan yang dituliskan di kitab-kitab karyanya harus diejawantahkan dan dibuktikan melalui harakah atau pergerakan," katanya. 


Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, lanjutnya, ketika mendirikan Pesantren Tebuireng harus berhadapan dengan banyak preman di pabrik Cukir Jombang di masa penjajahan Belanda. 


Namun, beliau dengan semangat keislaman dan kebangsaannya, terus berjuang dan akhirnya berdirilah Pesantren Tebuireng. Sama halnya Nahdlatul Ulama yang beliau dirikan bersama ulama-ulama lainnya.


"Jadi bisa kita lihat, Hadratussyekh jejak keislaman dan keindonesiaannya bukan hanya dalam pemikiran-pemikiran saja. Namun dibuktikan dengan harakah atau pergerakan beliau,” jelas Gus Kikin.


Pj Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu merefleksi kembali kiprah kebangsaan dan keagamaan KH Hasyim Asy’ari yang menekankan toleransi yang pada saat itu berhadapan dengan penjajah dan dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.


“Hadratussyekh dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia selalu bergerilya dan semuanya dirangkul. Contoh di Jombang ada gereja besar di Mojowarno," ujarnya. 


Namun, lanjut Gus Kikin, Hadratussyekh mengupayakan gereja itu tetap berdiri dan mengajak bersama-sama seluruh lapisan masyarakat untuk berjuang melawan penjajah.


Sementara itu, penulis buku Nasionalisme Pemuda, Seto Galih Pratomo yang merupakan Mahasiswa UII juga Alumni Pesantren Tebuireng mengungkapkan dalam bukunya mengenai pergerakan keislaman dan kebangsaan KH Hasyim Asy’ari.


“Dalam buku ini, KH Hasyim Asy’ari bukan hanya memfatwakan hubbul wathan minal iman sebagai bentuk rasa keislaman dan kebangsaan beliau. Tapi dengan segala daya dan upayanya atau track record beliau dalam tindakan nyatanya," ungkapnya.


Atas dasar itu, ia terinspirasi untuk menulis buku lanjutan dengan judul 'Gerakan Nasionalisme: Jejak Kebangsaan KH Hasyim Asy’ari.' Hal ini untuk merinci dan merefleksikan kembali pergerakan beliau dan mengimplementasikan di era saat ini.


Sebagai informasi, agenda ini dihadiri berbagai kalangan mulai dari mahasiswa sampai masyarakat desa. Diadakan oleh organisasi secara berkolaborasi antara lain Himasakti Jogja, PMMBN UII, SEGAP Media Group, KMNU UII, FL2MI DIY, PMMBN DIY, SLM UII, Literasi Bangsa dan Empath Youth Institute.