Agama Tempatkan Manusia sebagai Pemelihara Bumi
NU Online · Ahad, 17 Mei 2020 | 00:00 WIB
Abdul Rahman Ahdori
Kontributor
Ia menjelaskan, agar masyarakat dapat mengendalikan nafsu buruknya, harus dapat menghadirkan Tuhan dalam segala aktivitas. Pun dengan bumi serta isinya, di sana terdapat kekuasaan Tuhan yang tak boleh dirusak secara serampangan. Menjaga bumi adalah memelihara Tuhan Sang Pencipta alam semesta.
"Agama menempatkan manusia bukan sebagai penguasa tapi sebenarnya sebagai pemelihara. Tuhan yang begitu besar dan hadir dalam segala penciptaan-Nya," kata Romo Andang Binawan saat menjadi narasumber Webinar yang diselenggarakan Badan Restorasi Gambut (BRG) RI dan Indonesia Consortium Religius Studies (ICRS), Jumat (15/5).
Selain itu, ritual ibadah, tidak melulu menguatkan spiritual yang selama ini umum dilakukan umat beragama di Indonesia. Menjaga alam, kata dia, termasuk ritual ibadah yang memiliki nilai pahala. Bahkan, dalam arti yang lebih luas, berjumpa dengan alam melalui kegiatan pemeliharaannya sama dengan berjumpa dengan Sang Pencipta.
"Maka relasi manusia dalam beribadah tidak hanya dalam doa dan ritual tapi berjumpa dengan alam sebenarnya di setiap ciptaan ada Tuhan. Karena Tuhan selalu hadir dalam segala cipataan baik biotik atau abiotik," tuturnya.
Sudah saatnya masyarakat Indonesia menghargai alam dengan tidak merusaknya terutama mereka yang tinggal di lahan gambut. Potensi kebakaran hutan yang terjadi di kawasan tersebut seharusnya dapat meningkatkan kemauan masyarakat untuk melindungi dan memelihara alam.
"Kata kunci dalam filsafat ekologi maupun teologi tentang ekologi yakni setiap cipataan itu saling terhubung dan saling menghidupi," tutupnya.
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
4
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua