Lingkungan

Libatkan Berbagai Elemen, BRG Percepat Revitalisasi Lahan Gambut 

Rabu, 29 April 2020 | 23:00 WIB

Libatkan Berbagai Elemen, BRG Percepat Revitalisasi Lahan Gambut 

Badan Restorasi Gambut (BRG) menjadikan masyarakat desa sebagai patron gerakan revitalisasi lahan gambut di tujuh provinsi di Indonesia. (Foto: BRG)

Jakarta, NU Online
Badan Restorasi Gambut (BRG) RI terus melakukan kerja-kerja lapangan dalam rangka mempercepat revitalisasi lahan gambut di tujuh provinsi di Indonesia. Ketujuh provinsi tersebut yaitu Papua, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Jambi, Kalimantan Tengah, Riau, dan Sumatera Selatan. 
 
Untuk mempercepat upaya revitalisasi, BRG menggandeng berbagai kalangan. Mereka adalah tokoh agama, tokoh masyarakat, petani, milenial, dan lembaga keagamaan seperti pondok pesantren. 
 
Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG RI, Myrna A Safitri menuturkan, sejak terbentuk 2016 lalu, standing point BRG dalam merestorasi gambut adalah melibatkan seluruh elemen masyarakat. Menurutnya, masyarakat tersebut sudah menjadi darah daging BRG karena seluruh program BRG membutuhkan partisipasi masyarakat.
 
"Tidak ada program pembangunan lingkungan dan juga penyelamatan lingkungan yang bisa berjalan kalau tidak melibatkan masyarakat," ucap Myrna saat menjadi narasumber Bincang Online Perempuan di Lahan Gambut: Menyoal Ekofeminisme dalam Restorasi Gambut, Selasa (14/4) pekan lalu.
 
Masyarakat, ucap dia, menjadi penentu agar seluruh program BRG berdampak positif untuk lingkungan dan kelestarian alam. Selain itu, BRG menjadikan masyarakat desa sebagai patron gerakan revitalisasi lahan gambut di tujuh provinsi di Indonesia.   
 
"Ketika berbicara masyarakat tentu desa di sini menjadi penting, desa menjadi ujung tombak dan sekaligus juga masa depan. Dan, perempuan di desa adalah segmen tertentu yang harus diperhatikan dengan segala macam potensinya," tuturnya.
 
Dari 394 desa yang telah didampingi BRG, terdapat banyak kelompok yang digandeng BRG untuk berpartisipasi memulihkan lahan gambut. Mereka adalah 526 guru SD, 759 para legal, 445 fasilitator Desa Peduli Gambut (DPG), 7.650 anggota Pokmas, 257 Dai peduli gambut, 104 Pendeta peduli gambut, 521 kader sekolah lapang, 773 petani perempuan dan pengrajin, dan 34 seniman pangan. 

"Semua ini untuk menjawab persoalan bagaimana terus menyampaikan informasi penting, menyelamatkan gambut," sambung Myrna.
 
Myrna menegaskan, semua  upaya pemulihan oleh BRG tersebut berdasarkan amanat yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut. Dalam aturan itu penyelenggaraan upaya pemulihan ekosistem gambut yang rusak menjadi tanggung jawab pemerintah dalam hal ini BRG. 
 
Selanjutnya, untuk mencegah berulangnya kebakaran hutan dan lahan serta dampak asap, BRG mempunyai tugas memfasilitasi dan mengkoordinasi restorasi ekosistem gambut seluas 2 (dua) juta hektar. Sasaran strategis BRG meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya dalam kesatuan hidrologis gambut.  
 
"Lahan tersebut harus dikelola secara berkelanjutan untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia dan lingkungan," katanya. 
 
Pewarta: Abdul Rahman Ahdori 
Editor: Kendi Setiawan