Nasional

2 Tanggung Jawab Kaum Muslim Indonesia Mengisi Kemerdekaan menurut Gus Muwafiq 

Selasa, 16 Agustus 2022 | 11:30 WIB

2 Tanggung Jawab Kaum Muslim Indonesia Mengisi Kemerdekaan menurut Gus Muwafiq 

​​​​​​​Penceramah KH Ahmad Muwafiq (kedua dari kanan) saat di Ma'had Bahrul Huda Tuban, Jawa Timur, Senin (15/8/2022). (Foto: NU Online/Syarif Abdurrahman)

Tuban, NU Online

Penceramah Nahdlatul Ulama (NU) KH Ahmad  Muwafiq menjelaskan dua tanggung jawab kaum Muslimin dan pesantren Indonesia dalam mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.


Menurutnya, saat ini sudah banyak orang Indonesia yang tidak bangga dengan negaranya. Tidak cinta tanah air. Oleh karenanya, perlu diingatkan kembali misi waliyullah. 


"Kaum Muslimin dan pesantren punya tanggung jawab sebagai manusia dan tanggung jawab jadi penerus dakwah waliyullah," jelasnya saat ceramah agama di Ma'had Bahrul Huda, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Senin (15/8/2022).


Ia menjelaskan, tanggung jawab kaum Muslimin dan pesantren sebagai manusia karena diberikan anugerah ilmu. Dengan ilmu ini manusia jadi pemimpin di atas makhluk lainnya.


Ilmu tersebut diberikan Allah untuk menciptakan kehidupan yang baik dan tenteram. Tidak merusak dan merugikan orang lain. Hal ini diajarkan para waliyullah dan ulama dengan tidak merusak budaya baik masyarakat Indonesia.


Dengan ilmunya, manusia bisa mengatur sekuat-kuatnya gelombang laut. Akhirnya kalah dengan ilmu manusia. Gunung habis karena ilmunya manusia. Ikan di laut dipindahkan ke daratan. Batu dan kayu disatukan jadi bangunan.


"Dengan ilmu dan akalnya manusia bisa memimpin apa saja," imbuh tokoh yang tinggal di Yogyakarta ini.


Gus Muwafiq mengingatkan, ilmu yang dimiliki manusia memiliki sisi negatif juga. Apa bila tidak dididik dengan pendidikan ala Rasulullah yang diajarkan di pesantren maka bisa berbahaya buat diri sendiri dan manusia lainnya.


Para waliyullah dan ulama terdahulu selalu mengajarkan hidup yang rukun agar ibadah kepada Allah bisa berjalan dengan lancar dan khusyuk.


"Cuma manusia karena ilmunya memiliki sifat negatif, lebih menyerupai hewan. Oleh karenanya manusia harus dididik agar tetap ingin tugasnya sebagai khalifah fil ardi," tegasnya.


Gus Muwafiq menambahkan, tugas kedua kaum Muslimin dan pesantren yaitu menerus perjuangan waliyullah. Karena Islam dibawa oleh para waliyullah yang sebagian sebagian besar memiliki keturunan Rasulullah.


Para waliyullah berdakwah dengan pendekatan kultural dan dari hati ke hati, sehingga bisa diterima oleh masyarakat secara mudah. Dakwah tidak merusak, tapi membangun peradaban manusia sehingga Muslim Indonesia memiliki ciri khas dibandingkan negara lain. Dakwah menyerap subtansi ajaran Islam, bukan meniru budaya Arab saja.


"Kedua tugas menjadi penerus misi waliyullah, pesantren membawa misi pendidikan dari Rasulullah. Pesantren mampu mencetak umat Islam yang begitu besar. Bisa mencetak ulama," katanya.


Dikatakan, Islam kuat di Indonesia karena waliyullah semuanya mengajarkan kecintaan kepada negara. Hal ini diajarkan oleh para ulama seperti KH Muhammad Hasyim Asy'ari Tebuireng. Salah satunya lewat Resolusi Jihad.


Dengan strategi itu, Islam yang bergerak ke Eropa tidak tumbuh subur seperti Islam yang disebarkan di Indonesia. Semakin lama semakin kuat. Masjid terbanyak ada di Indonesia, haji terbanyak juga dari Indonesia dan orang salat terbanyak ada di Indonesia. 


Di Indonesia penghafal Al-Qur'annya paling banyak. "Kenapa kok bisa begitu. Ini berkat strategi dakwah waliyullah," ujarnya.


"Dulu merebut merah putih harganya nyawa, Jendral Sudirman dengan paru-paru yang sakit tetap berjuang. Santri jaga warisan bangsa dan negara. Karena tinggalan para wali dan ulama. NKRI harga mati," tandasnya.


Kontributor: Syarif Abdurrahman
Editor: Kendi Setiawan 

Ket: Gus Muwafiq saat di Ma'had Bahrul Huda Tuban