Nasional

Tak Hanya Indonesia, 2 Negara ASEAN Ini Rayakan Kemerdekaan di Bulan Agustus

Kamis, 4 Agustus 2022 | 19:30 WIB

Tak Hanya Indonesia, 2 Negara ASEAN Ini Rayakan Kemerdekaan di Bulan Agustus

Tak Hanya Indonesia, 2 Negara ASEAN Ini Rayakan Kemerdekaan di Bulan Agustus

Jakarta, NU Online

Berbagai macam cara ditempuh oleh sebuah negara untuk memperoleh kemerdekaan dari penjajahan, termasuk Indonesia. Kisah-kisah heroik dan drama perjuangan selalu digaungkan kepada masyarakat terkait kisah merebut kemerdekaan itu.


Bagi Bangsa Indonesia, bulan Agustus merupakan bulan istimewa. Tepat pada 17 Agustus 1945, Indonesia mendeklarasikan sebagai negara yang merdeka. Warga bangsa merayakan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan dengan sederet perayaan. Puncak perayaan biasanya dilangsungkan pada 17 Agustus, bertepatan dengan tanggal diproklamirkannya kemerdekaan oleh Bung Karno dan Mohammad Hatta.


Bulan Agustus bukan hanya bulan istimewa bagi Indonesia semata. Sedikitnya terdapat 2 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) juga merayakan kemerdekaannya di bulan yang sama.


1. Singapura

Negara di lepas ujung selatan Semenanjung Malaya itu telah mendeklarasikan kemerdekaan pada 9 Agustus 1965. Singapura melepaskan diri dari Federasi Malaya. Kemerdekaan negara tersebut mulanya diragukan lantaran luas wilayahnya yang kecil dengan sumber daya alam yang terbatas.


Namun, negara yang dijuluki Macan Asia ini berhasil memberdayakan kelebihan yang dimilikinya, sehingga kini melesat sebagai salah satu pusat perekonomian terbesar di Asia Tenggara.


Sebagaimana negara yang merayakan kemenangannya, banyak sekali pertunjukan dalam National Day Parade yang digelar pada momen kemerdekaan Singapura. Perayaan meliputi parade militer, penampilan lagu dan tari daerah, pertunjukan udara, dan ditutup oleh gebyar kembang api di lanskap kota.


2. Malaysia

Malaysia resmi memperoleh kedaulatan pada 31 Agustus 1957. Negara dengan ibu kota Kuala Lumpur itu berhasil memperoleh kemerdekaannya dari penjajahan Inggris setelah melalui serangkaian diplomasi.


Pada tanggal 1 Januari 1956 di London, diadakan perundingan antara utusan persekutuan tanah melayu (PTM) yang dipimpin oleh Tunku Abdul Rahman, dengan pemerintah Inggris yang diwakili oleh sir Alan Lennox Boyd. perundingan tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa tanggal 31 Agustus 1957 persekutuan tanah melayu akan merdeka.


Negara dengan sistem pemerintahan Monarki Konstitusional Federal itu terdiri dari dua bagian besar wilayah daratan yakni Malaysia Barat yang disebut Semenanjung (Peninsula) serta Malaysia Timur yang meliputi Sabah dan Sarawak.


Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin