Nasional

Addie MS: Musik Bisa Gugah Semangat Nasionalisme

Jumat, 20 Agustus 2021 | 02:00 WIB

Addie MS: Musik Bisa Gugah Semangat Nasionalisme

Addie MS saat hadir dalam galawicara yang ditayangkan di TV NU bertajuk Artis Bertanya Kiai Menjawab, pada Rabu (3/3) sore. (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Komponis ternama Indonesia Addie Muljadi Sumaatmadja (MS) menuturkan bahwa musik memiliki kekuatan untuk menggugah semangat nasionalisme. Menurutnya, kecintaan terhadap tanah air sehingga bangsa Indonesia bisa merasakan nikmatnya kemerdekaan harus terus diingatkan.

 

“Kalau saya (berperan) melalui musik. Dulu ada lagu wajib dan diperkenalkan dengan lagu-lagu semangat perjuangan, diceritakan tentang sulitnya meraih kemerdekaan dan semangat itu dituangkan oleh para komponis seperti Habib Mutahar, Ismail Marzuki. Kalau kita dengar misalnya Tanah Airku, kita merinding,” tutur Addie dalam acara Haul Syuhada Kemerdekaan RI yang disiarkan langsung melalui Kanal Youtube TVNU, pada Kamis (19/8/2021).

 

Bahkan, ia mengaku sering mendapat kabar dari warga Indonesia di luar negeri yang menitikkan air mata ketika mendengar lagu-lagu seperti Tanah Airku, Tanah Air Pusaka, dan Indonesia Raya. Hal itu terjadi karena kecintaannya pada negeri.

 

Namun, menurut Addie, kekuatan musik yang dapat menggugah nasionalisme di sekolah-sekolah saat ini sudah banyak yang hilang. Ia kerap menemui anak muda yang diperdengarkan lagu wajib nasional seperti Pemudi-Pemuda, tetapi mereka justru tidak tahu. Lalu ada pula anak muda yang ditemui Addie dan mengaku baru dengar ada lagu Syukur yang diciptakan oleh Habib Husein Mutahar.

 

“Padahal dari lagu atau musik itu bisa menggugah semangat nasionalisme. Kita melihat dulu Hitler misalnya, dia menggerakkan pasukannya berperang selalu dengan pidato dan musik yang menggelora. Jadi, musik itu berperan dalam menggugah semangat kebangsaan, keberanian, patriotisme,” ujar produser musik kelahiran Jakarta, 61 tahun yang lalu itu.

 

Dulu, katanya, saat pasukan peperangan ingin bergerak maka akan ada bunyi-bunyian snare lalu ada kode-kode tertentu yang berasal dari terompet. Kode-kode itulah yang menjadi penanda pasukan melakukan penyerangan atau bertahan.

 

“Jadi musik berperan (tetapi) kita seringkali mengabaikan itu. (Dan) ini mungkin momen yang tepat untuk mengingatkan pentingnya peran musik untuk menggelorakan semangat nasionalisme,” ucap Addie.

 

Sebagai informasi, acara Haul Syuhada Kemerdekaan RI itu hadir pula Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.

 

Acara ini dimulai dengan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh Habib Achmad Edrus Al-Habsyi dari Pasuruan. Kemudian dilanjut dengan pembacaan doa oleh Rais Syuriyah PBNU sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur KH Abdullah Kafabihi Mahrus dan Rais Syuriyah PBNU yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Brebes, Jawa Tengah KH Subhan Makmun.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Aiz Luthfi