Nasional

Baby Blues: Peran Suami, Keluarga, dan Faktor Penyebabnya

Kamis, 7 September 2023 | 12:00 WIB

Baby Blues: Peran Suami, Keluarga, dan Faktor Penyebabnya

Baby Blues: Peran Suami, Keluarga, dan Faktor Penyebabnya. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

Dukungan suami dan keluarga menjadi faktor penting mengatasi sindrom baby blues pada ibu pasca-melahirkan. Hal itu disebutkan oleh Pemerhati Kesehatan Mental, dr Ita Fajrin Tamim, kepada NU Online, Rabu (6/9/2023). 


Banyaknya perubahan yang terjadi dalam diri perempuan, mulai dari perubahan fisik hingga psikologis setelah melahirkan menurutnya membuat beberapa ibu baru merasakan stres dan cemas lantaran ketidaksiapannya dalam menjalani peran baru. Istilah ketidaksiapan itu dikenal sebagai sindrom baby blues


"Jadi, baby blues itu kondisi mental yang dialami oleh seorang ibu yang baru melahirkan. Biasanya ditandai dengan perasaan sedih yang dominan dan mood yang turun," tutur dr Ita. 


Kondisi ini, kata dia, menjadikan suami dan keluarga mempunyai peranan yang sangat  penting bagi ibu yang baru melahirkan, baik sebagai pencegahan terjadinya baby blues maupun untuk mengurangi gejala-gejala negatif lainnya.


"Suami diminta untuk lebih pengertian menghadapi fluktuasi suasana hati istrinya. Kemudian keluarga juga harus bisa mengondisikan rasa simpati dan empati, dengan cara tidak banyak berkomentar dan tidak banyak menyalahkan," tegas dr Ita. 


"Karena dengan begitu ibu melahirkan akan merasa nyaman dan merasa mendapat dukungan," sambung dia.


Faktor penyebab baby blues

Pada kesempatan yang sama, Psikiater dari LKNU dr Citra Fitri Agustina juga menerangkan, baby blues adalah depresi ringan yang terjadi pada ibu-ibu dalam masa beberapa jam setelah melahirkan, sampai beberapa hari setelah melahirkan, dan kemudian dia akan hilang dengan sendirinya jika diberikan pelayanan psikologis yang baik.


Ia lantas menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami baby blues, antara lain:


1. Konflik antara harapan dan kenyataan

"Hal ini terjadi akibat dari kurangnya komunikasi antara pasangan atau keluarga. Contohnya, ketika memiliki bayi istri berharap suaminya bisa lebih pengertian dan memanjakan, tapi faktanya tidak, sehingga timbullah stres," kata dr Civi, sapaannya. 


2. Merasa diremehkan

Selanjutnya, ucap dia, alih-alih mendapat dukungan untuk menjadi ibu baru yang baik, tak jarang justru nyinyiran yang didapatkan.


 "Tanpa mau tau alasan dan apa yang dirasakan seorang perempuan yang sudah menjadi ibu, masyarakat langsung mengeluarkan penghakiman. Ini bahaya," jelas dia.


3. Merasa gagal

Kedua kondisi di atas, menurutnya membuat ibu merasa gagal dan takut dalam menjalani peran baru sebagai ibu. "Takut tidak bisa menjadi ibu yang baik untuk anaknya. Takut salah dalam mengasuh anak, dan lainnya," terang dia. 


Oleh karena itu, tambah dia, diperlukan dukungan penuh dari suami maupun keluarga, saat istri mengalami perubahan suasana hati, stres, cemas, setelah persalinan. Sebab baby blues ini dipicu oleh rasa khawatir atau bingung terkait cara merawat bayi dengan baik.