Nasional

Ada Balita 16 Bulan di Bekasi Capai 27 Kilogram, Kenali Obesitas pada Anak

Rabu, 22 Februari 2023 | 18:00 WIB

Ada Balita 16 Bulan di Bekasi Capai 27 Kilogram, Kenali Obesitas pada Anak

Bayi ditimbang berat badannya (Foto ilustrasi: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online
Seorang balita laki-laki di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Muhammad Kenzi Alfaro menderita obesitas. Balita berusia 16 bulan itu terpaksa harus mengenakan baju untuk anak berusia 10 tahun.


Sang Ibu, Pitriah (40) mengatakan berat badan Kenzi telah mencapai 27 kilogram. Kenzi bahkan terkadang mengenakan baju sang Ayah, M Sopiyan (41) yang bertubuh ramping.


“Tidak muat kalau pakai baju bayi. Ini yang dipakai baju anak 10 tahun,” kata Pitriah dikutip dari Antara, Rabu (22/2/2023).


Pitriah juga mengaku kesulitan mencari ukuran popok yang pas untuk dikenakan sang buah hati. Tak banyak warung yang menyediakan popok ukuran XXXL. Pitriah terpaksa harus memakaikan Kenzi popok ukuran dobel XL meski kesempitan.


Selain itu, kesulitan finansial diakui Pitriah membuatnya hanya memasangkan popok Kenzi sekali sehari yakni di malam hari.


Obesitas pada balita

Melansir laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), obesitas merupakan persoalan kelebihan berat badan yang berdampak negatif bagi kesehatan. Obesitas tak hanya menyerang dewasa, tetapi juga anak-anak hingga balita.


Obesitas yang berdampak pada tumbuh kembang anak, berpotensi mengganggu kesehatan. Anak obesitas berpotensi mengalami berbagai penyakit mulai dari penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, dan lain-lain.


Kondisi kegemukan pada usia dini akan dibawa sampai dewasa, yang berdampak terhadap peningkatan risiko penyakit degeneratif. Penyebab obesitas yaitu pola makan,tingkat asupan gizi, tingkat aktivitas fisik yang dilakukan individu, serta kondisi sosial ekonomi bahkan beberapa penelitian menemukan hubungan insomnia atau kurang tidur sebagai faktor risiko kejadian obesitas.


Adapun gangguan kesehatan yang mengintai dampak obesitas pada balita seperti melitus tipe II, napas berhenti saat tidur (sleep apnue), gangguan ortopedi, penyakit asma dan hati, hingga hipertensi sebab peningkatan darah yang berpengaruh pada denyut jantung.


Maka itu, penting bagi orang tua untuk mencegah obesitas dan intervensi dini melalui beberapa pendekatan seperti menurunkan asupan energi dengan memilih makanan yang mengenyangkan, makan teratur, mengurangi asupan kudapan.
 

Selain itu, orang tua juga perlu memperhatikan keluaran energi oleh anak dengan mengajak anak untuk meningkatkan gerak badan, mengurangi bersantai, dan melibatkan dalam aktivitas keluarga.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin