Bagi Gus Dur, Kebenaran Harus Ditegakkan, Apa Pun Risikonya
NU Online · Senin, 2 Januari 2017 | 14:02 WIB
Solo, NU Online
KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dikenal sebagai
pribadi yang sangat tidak berkompromi dengan ketidakbenaran. Bagi Gus Dur,
kebenaran harus ditegakkan, apa pun risikonya.
“Jadi menurut Gus Dur piye benere, dudu piye apike (bagaimana yang benar, bukan bagaimana
yang bagus),” ungkap tokoh Gusdurian Solo, Hussein Syifa, pada diskusi dalam
Peringatan Haul Gus Dur ke-7 di Solo, Jumat (30/12) malam.
Sementara itu, menurut Sekjen PW GP Ansor
Jateng, Solahudin Aly komitmen untuk menegakkan kebenaran ini terus dipegang
Gus Dur, termasuk ketika ia mengemban amanah sebagai Presiden RI.
“Sebenarnya bagi seorang presiden agar
kekuasannya langgeng cukup sederhana, yakni dengan bagi-bagi kekuasaan. Tapi
Gus Dur merasa ini momentum untuk membikin perubahan,” kata Solah.
Bagi Gus Dur, lanjut Solah, kekuasaan tidak perlu
diperjuangkan mati-matian. “Kita tidak bisa bayangkan, kalau waktu itu Gus Dur
benar-benar memberikan komando untuk bergerak, mungkin sejarah kelam (perang
saudara,-red) ’65 bisa terulang,”
ujar Solah.
Dari sisi yang lain, Gus Dur, juga dianggap
sebagai potret anak bangsa yang mampu menjahit dan membangun komunikasi lintas
kultur. “Gus Dur hadir, dia bisa mempersatukan dari lintas kelompok. Inilah
yang menjadi perekat Indonesia, negara yang heterogen dan majemuk,” jelasnya.
Selain diskusi, acara peringatan Haul Gus Dur
ke-7 di Solo, diisi dengan pembacaan doa dan pementasan puisi. (Ajie
Najmuddin/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua