Nasional

Baru Jangkau 3 Juta Penerima MBG, Pesantren Masih Tertinggal

NU Online  ·  Rabu, 14 Mei 2025 | 16:30 WIB

Baru Jangkau 3 Juta Penerima MBG, Pesantren Masih Tertinggal

Kepala BPOM Taruna Ikrar di Gedung PBNU, Jakarta, pada Rabu (14/5/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Prof Taruna Ikrar menyampaikan bahwa pihaknya hingga kini masih terus bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional untuk menyediakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru menjangkau 3 juta penerima manfaat.


Dari total target 82,9 juta penerima hingga akhir 2025, Prof Taruna mengakui bahwa persebaran program MBG di lingkungan pesantren masih terus dikebut.


"Termasuk pesantren, bayangkan kita akan gerakan untuk 82 juta pendidikan Indonesia dengan usia tertentu kita akan beri makan setiap hari. Itu pekerjaan besar," katanya saat ditemui NU Online usai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf di Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).


Taruna menyebut bahwa BPOM telah melatih 30 ribu personel Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang menjadi salah satu bentuk keseriusan pelaksanaan MBG agar dapat menjangkau seluruh target penerima.


Ia juga menanggapi isu terkait kasus keracunan peserta didik yang terjadi setelah menerima MBG. Menurutnya, keberadaan 30.000 SPPG dapat membantu mencegah kejadian luar biasa seperti itu.


"Kalaupun (keracunan) terjadi, kita bagaimana tidak fatal melalui mitigasinya itu tetap komitmen," jelasnya.


Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor 10 Tahun 2024 tentang Panduan Makan Bergizi Gratis di Lingkungan Pesantren.


Dalam panduan tersebut, pimpinan pesantren diimbau untuk menyelenggarakan program MBG sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kualitas pendidikan, baik dari segi kesehatan maupun moral peserta didik.


"Program MBG dirancang untuk mengajarkan nilai karakter, baik spiritual, termasuk terkait etika makan dan minum, nilai toleransi dan tenggang rasa (kemauan menghargai, berbagi, dan menjaga keharmonisan dalam lingkungan madrasah dan pesantren), serta nilai tanggung jawab (membiasakan hidup bersih dan mandiri)," tulis laman resmi Kemenag RI.


SE Ditjen Pendis juga menetapkan jadwal pembagian MBG di pesantren, sebagai berikut:


PAUDQu dan kelas 1–2

Satuan Pendidikan Muadalah (SPM), Pendidikan Diniyah Formal (PDF), dan Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah (PKPPS) jenjang Ula: pukul 08.00 waktu setempat.


Kelas 3–6 SPM/PDF/PKPPS jenjang Ula: pukul 09.30 waktu setempat


Jenjang Wustha dan Ulya SPM/PDF/PKPPS: pukul 12.00 waktu setempat.