Nasional

Fatayat NU-Kementerian PPPA Gaungkan Pentingnya Pemenuhan Zat Besi untuk Cegah Anemia pada Anak

NU Online  ·  Rabu, 6 Agustus 2025 | 13:30 WIB

Fatayat NU-Kementerian PPPA Gaungkan Pentingnya Pemenuhan Zat Besi untuk Cegah Anemia pada Anak

Sesi foto bersama usai acara yang bertema Kolaborasi Peringatan Hari Anak Nasional 2025: Pentingnya Makanan Bergizi dan Fortifikasi dalam Pemenuhan Zat Besi untuk Mencegah ADB pada Anak di Aula RA Kartini, KemenPPPA, Jakarta Pusat, pada Rabu (6/8/2025). (Foto: TVNU/Miftah)

Jakarta, NU Online

Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) menggandeng Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) serta Yayasan Nutrisi Keluarga menggaungkan pentingnya makanan bergizi dan fortifikasi guna mencegah anemia defisiensi besi (ADB) pada anak-anak Indonesia. Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025.


Acara bertema Kolaborasi Peringatan Hari Anak Nasional 2025: Pentingnya Makanan Bergizi dan Fortifikasi dalam Pemenuhan Zat Besi untuk Mencegah ADB pada Anak itu berlangsung di Aula RA Kartini, Kementerian PPPA, Jakarta Pusat, pada Rabu (6/8/2025).


Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah menyampaikan keprihatinannya terhadap angka prevalensi ADB pada anak usia dini yang kini menjadi ancaman serius selain stunting. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi ADB pada anak usia 0-4 tahun mencapai 23,8 persen.


Ia menambahkan bahwa kekurangan zat besi dapat terjadi sejak bayi berusia enam bulan. Kondisi tersebut berisiko menghambat perkembangan fisik, kognitif, dan motorik anak, bahkan berdampak pada kemampuan belajar serta produktivitas anak di masa depan.


“Kegiatan kolaborasi dengan Yayasan Nutrisi Keluarga dan juga KemenPPPA ini akan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan talkshow yang kemudian ada pembincangan tentang pentingnya makan bergizi dan fortifikasi dalam rangka mencegah agar anak-anak Indonesia menjadi anak-anak yang berkualitas dan tidak mengalami anemia,” katanya.


Margaret menjelaskan, Fatayat NU merupakan organisasi perempuan muda yang telah berdiri sejak 1950, dengan jaringan yang tersebar di 37 provinsi, 460 kabupaten/kota, 18 negara, hingga ke tingkat desa dan majelis taklim.


“Fatayat NU adalah organisasi yang dalam pergerakannya itu selalu fokus kepada isu-isu perempuan, isu-isu perlindungan anak dalam berbagai aspek. Baik itu di dalam pendidikannya dan dari sisi kaderisasi, ekonominya, kemudian media informasi, dakwah, dan juga ketinggalan juga berkaitan dengan kesehatan reproduksi,” jelasnya.


Sementara itu, Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi menyambut baik kolaborasi ini dan menekankan pentingnya keterlibatan ibu dalam keluarga sebagai garda terdepan penyuluhan gizi.


“Membuat kegiatan di lapangan, menyadarkan bagaimana para ibu-ibu muda dan masih mempunyai anak balita, anak usia sekolah bagaimana penyuluhan gizi ini menjadi prioritas di dalam keluarga, karena untuk membangun generasi yang berkualitas, yang bermutu ini harus ditunjang dari beberapa hal salah satunya adalah kesehatan,” ujarnya.


Ia juga menyampaikan apresiasi atas sinergi antar-lembaga dalam mewujudkan anak-anak Indonesia yang sehat dan kuat.


“Terima kasih kepada Fatayat NU, Kementerian Kesehatan yang telah bersinergi, berkolaborasi bagaimana kita bisa mewujudkan generasi-generasi yang akan datang untuk menjadi generasi yang sehat, yang kuat, dan berdaya,” tambah Arifah.


Sebagai informasi, acara ini dirangkai dengan sesi diskusi yang menghadirkan sejumlah narasumber, yakni Deputi Tumbuh Kembang Anak KemenPPPA Pribudiarta Nur Sitepu, Ketum PP Fatayat NU Margaret Aliyatul Maimunah, Dokter Spesialis Anak dr Agnes Tri Harjaningrum, dan dr Lovely Daisy dari Direktorat Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI.