Nasional

Gus Yahya Ingin GKMNU Jadi Simbol Kehadiran NU di Masyarakat

Jumat, 9 Agustus 2024 | 18:47 WIB

Gus Yahya Ingin GKMNU Jadi Simbol Kehadiran NU di Masyarakat

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dalam Rapat Kerja Satuan Tugas Nasional (Rakersatgasnas) GKMNU 2024 di Hotel Bidakara, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024). (Foto: dok. LTN PBNU)

Jakarta, NU Online

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menginginkan agar Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU) menjadi simbol kehadiran NU di tengah masyarakat luas untuk mendampingi umat menghadapi problem kebangsaan dan kemanusiaan.


Gus Yahya menyampaikan hal itu saat acara Rapat Kerja Satuan Tugas Nasional (Rakersatgasnas) GKMNU 2024 bertajuk Pelibatan Masyarakat Dakam Program Ketahanan Keluarga di Hotel Bidakara, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2024).


"GKMNU akan menjadi operasi yang kompleks, atas wawasan yang menjadi sumber dari keseluruhan gagasan GKMNU ini. Ada satu paradigma yang terbangun dan kemudian harus kita implementasikan ke dalam kerja-kerja organisasi. Paradigma tersebut menyangkut keberadaan dan kehadiran NU di tengah-tengah kehidupan masyarakat, bangsa, negara, dan kemanusiaan secara keseluruhan," kata Gus Yahya.


Lebih dari itu, Gus Yahya kegiatan GKMNU ini menjadi sejalan, pasalnya saat ini visi besar PBNU yaitu Merawat Jagat, Membangun Peradaban menggambarkan wilayah keterjangkauan NU yang sangat luas. 


Menurut Gus Yahya, semua kegiatan dan inisiatif PBNU harus mengacu pada visi tersebut untuk memastikan dampak yang dihasilkan sesuai dengan nilai-nilai dasar NU. Sehingga, PBNU dapat mencapai dampak yang definitif serta ekosistem NU harus koheren yaitu dengan saling terhubung dan relevan.


"NU hanya bisa memiliki arti jika kehadirannya dirasakan, yaitu memberikan dampak dan menciptakan asa dalam membangun peradaban. Dan dampak itu harus didefinisikan dengan baik, bukan sekadar dampak yang asal-asalan. Narasi dan judul juga harus memiliki dampak yang jelas," jelasnya.


"Bagaimana kita menjangkau manusia-manusia, maka kita menjangkau individu-individu itu melalui keluarga. Gagasannya adalah membangun agenda yang terkait dengan keluarga, keadilan keluarga yang komprehensif mengenai keluarga," tambahnya.


Lebih dari itu, Gus Yahya menjelaskan bahwa ekosistem NU terdiri dari dua komponen utama, yaitu internal dan eksternal. Terkait ekosistem internal, Gus Yahya mengartikan bahwa hal itu mencakup elemen-elemen di dalam NU seperti banom-banom, pesantren, madrasah, rumah sakit, klinik, majelis taklim, dan kelompok yasinan. Sementara itu, elemen eksternal mencakup pihak-pihak relevan seperti pemerintah, ormas lain, kalangan usaha, dan aktor internasional.


"GKMNU bisa melibatkan seluruh elemen internal dan eksternal. Kita bisa memasukkan semua agenda tentang seluruh hajat hidup manusia. Alamatnya manusia itu di keluarga, maka semua urusan dan masalah manusia diwadahi keluarga," jelasnya. 


Tujuan GKMNU

Ketum PBNU menegaskan bahwa tujuan utama GKMNU adalah untuk kemaslahatan manusia, dengan fokus pada keluarga sebagai unit dasar. Manusia, menurut Gus Yahya, memiliki makna yang kompleks dan relevan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, kejiwaan, hawa nafsu, pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 


Semua ini, kata Gus Yahya merupakan bagian dari kompleksitas keberadaan manusia yang ditujukan melalui GKMNU melalui nilai-nilai dasar NU.


"Gagasannya adalah membangun agenda yang terkait dengan keluarga, keadilan keluarga yang komprehensif mengenai keluarga," terangnya.