Indonesia Akan Jadi Tuan Rumah Konferensi Mengenai Jerussalem
NU Online · Ahad, 13 Desember 2015 | 14:59 WIB
Nusa Dua, NU Online
Indonesia akan menjadi tuan rumah konferensi internasional yang diadakan oleh Komite Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Palestina (CEIRPP) di Jakarta, 14-15 Desember 2015 untuk membahas masalah Jerusalem.
<>
"Dalam konferensi tersebut akan dibahas mengenai status dan bagaimana kerja sama kita tentang Jerusalem dalam konteks penyelesaian masalah Palestina," ujar Direktur Jenderal Multilateral Kementerian Luar Negeri Hasan Kleib di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Jumat.
Menurut dia, Jerusalem merupakan masalah paling rumit, sensitif, dan paling sulit diselesaikan karena sama-sama diakui sebagai ibu kota Palestina dan Israel.
Selain itu, Jerusalem adalah Tanah Suci bagi umat tiga agama yakni Kristen, Islam, dan Yahudi sehingga sering terjadi perselisihan yang mengatasnamakan agama.
"Sambil menunggu status penyelesaian Jerusalem, sekarang yang perlu dipikirkan adalah proses hidup berdampingan antarumat beragama itu dulu," tutur Hasan.
Yang juga disoroti dalam pertemuan yang akan dihadiri 25 negara anggota CEIRPP dan 24 negara pengamat tersebut adalah pemukiman ilegal di Jerusalem yang nantinya akan mengubah demografi penduduk dan memperkecil luas negara Palestina.
Melalui pertemuan berjudul "International Conference on the Question of Jerusalem" itu, Indonesia ingin memunculkan kembali isu Palestina yang telah tersingkir dengan isu lain seperti politik dan keamanan di Suriah, Yaman, serta ancaman kelompok bersenjata IS.
Indonesia juga menyampaikan pada Palestina supaya terus meningkatkan upaya-upaya rekonsiliasi dalam negeri.Â
"Sekarang kan kelihatan sekali antara Gaza dan Tepi Barat itu belum terekonsiliasi, padahal untuk menjadi sebuah negara yang merdeka harus ada rekonsiliasi," tutur Hasan.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi memandang pelaksanaan konferensi tersebut menunjukkan komitmen kuat Indonesia untuk mendukung Palestina.
Selain mengupayakan pembicaraan dengan negara-negara lain yang belum mengakui kemerdekaan Palestina, Indonesia juga menawarkan kerja sama dalam bentuk "capacity building" sehingga warga Palestina dapat segera menjalankan kegiatan sebagai sebuah negara yang sepenuhnya merdeka, aman, dan berdaulat. (Antara/Mukafi Niam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua