Ingin Dikabulkan Segala Hajat? Baca Yasin di Malam Jumat
NU Online · Kamis, 17 Agustus 2023 | 18:30 WIB
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Malam Jumat adalah salah satu malam yang istimewa bagi umat Islam. Betapa tidak, di malam ini, banyak ibadah yang mempunyai nilai yang jauh lebih tinggi. Salah satu di antaranya adalah membaca surat Yasin.
Surat yang dijuluki sebagai jantungnya Al-Qur'an ini tentu saja spesial. Tak ayal, jika surat ini dibaca pada malam Jumat bakal menambah nilai bacaannya mengingat sesuatu yang spesial dipertemukan dengan waktu yang istimewa.
Ustadz Mubassyarum Bih menguraikan bahwa membaca surat Yasin di malam Jumat ini akan membuat segala hajat pembacanya dikabulkan Allah swt.
Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dalam sebuah hadits yang dikutip dari tulisannya di NU Online berjudul Dalil Anjuran Membaca Surat Yasin di Malam Jumat pada Kamis (17/8/2023).
“Barangsiapa membaca surat Yasin dan al-Shaffat di malam Jumat, Allah mengabulkan permintaannya.” (HR Abu Daud dari al-Habr)
Al-Manawi, sebagaimana dikutipnya, menyatakan bahwa hadits ini tergolong hadits yang sanadnya terputus. Dalam kitabnya yang berjudul Faydl al-Qadir Juz 6, komentar atas kitab al-Jami’ al-Shaghir, Al-Manawi menjelaskan, yang terlintas di pikiran banyak orang, bahwa tidak ada bacaan yang dianjurkan di malam Jumat kecuali Surat al-Kahfi, membacanya sudah menjadi amaliah di beberapa surau dan madrasah.
Anggapan demikian, menurutnya, tidak benar. Sebab, ia menemukan sejumlah hadits tentang anjuran membaca surat selain al-Kahfi di malam dan hari Jumat. Di antaranya, hadits riwayat al-Taimi dalam kitab al-Targhib, yang menyebutkan bahwa barangsiapa membaca surat al-Baqarah dan Ali Imran di malam Jumat, ia mendapat pahala sebesar sesuatu di antara bumi ketujuh dan langit ketujuh.
Meskipun kualitas sanad hadits tentang keutamaan bacaan Surat Yasin ini tergolong lemah, tulis Ustadz Mubasysyarum Bih, tetapi tidak mengurangi anjuran itu sendiri. Hal ini berarti bahwa hadits itu dapat diamalkan isi kandungannya.
Demikian itu seperti ditegaskan oleh ulama bahwa hadits-hadits lemah boleh diamalkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan keutamaan amal asalkan bukan tergolong hadits maudlu’ (palsu).
Terpopuler
1
Suami Alami Lemah Syahwat, Apa Hak Istri dalam Islam? Ini Penjelasan Fiqih Lengkapnya
2
Rais 'Aam PBNU Ajak Pengurus Mewarisi Dakwah Wali Songo yang Santun dan Menyejukkan
3
Gus Yahya: Warga NU Harus Teguh pada Mazhab Aswaja, Tak Boleh Buat Mazhab Sendiri
4
Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang
5
Guru Besar Ushul Fiqih UIN Raden Intan Ungkap Nilai-Nilai Pancasila dalam Tahlilan
6
Refleksi Hari Buku Nasional 2025: Meneguhkan Tradisi Literasi Pesantren
Terkini
Lihat Semua