Nasional

Innalillahi, Mustasyar PBNU KH Ahmad Chozin Wafat dalam Usia 76 Tahun

NU Online  ·  Rabu, 23 April 2025 | 22:30 WIB

Innalillahi, Mustasyar PBNU KH Ahmad Chozin Wafat dalam Usia 76 Tahun

Almarhum KH Ahmad Chozin Chumaidi. (Foto: dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Chozin Chumaidi dikabarkan wafat pada Rabu (23/4/2025) pukul 01.59 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Bandung, Jawa Barat.


“Telah berpulang ke Rahmatullah, ayahanda kami tercinta Drs. H. Ahmad Chozin Chumaidy bin H. Chumaidy (76 Tahun),” demikian informasi dari pihak keluarga.


Saat ini, almarhum telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gumuruh Turangga, Bandung, Jawa Barat. Pihak keluarga memohon doa untuk almarhum.


“Mohon doa agar Almarhum diterima amal ibadahnya, diampuni dosa-dosanya, dan diberikan tempat terbaik di sisi-Nya,” terangnya.


Almarhum merupakan aktivis NU sejak muda, mulai dari kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Pemuda Ansor, dan menjadi Mustasyar Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Lebanon periode 2018-2020.


Kiprahnya di tengah masyarakat berlanjut dengan mendedikasikan diri sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Di dunia politik, Almarhum juga sempat menjabat sebagai ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP).


Pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Kiai Chozin dipercaya menjadi Duta Besar (Dubes) Luar Biasa Berkuasa Penuh Republik Indonesia (LBBP RI) untuk Lebanon pada 2015 hingga 2019.


Ketua PCINU Lebanon periode 2018-2020, Hamid Hodir menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Kiai Chozin.


“Beliau itu Dubes, tapi rasa ayah bagi mahasiswa, sebagai motivator, inspirator,” ucapnya kepada NU Online pada Rabu (23/4/2025).


Hamid menjelaskan bahwa Almarhum merupakan sosok yang disiplin, selalu hadir tepat waktu dalam setiap acara, dan istiqomah menyampaikan dakwahnya selama menjadi Dubes RI di Lebanon.


“Beliau itu kalau ada acara misalkan dari PCINU, pasti selalu datang tepat waktu, terkadang malah kita yang panitia justru terlambat,” katanya.


“Setiap mengisi sambutan, beliau menuliskan pidatonya sendiri, jadi bukan hanya sambutan sebagai Dubes tetapi beliau sering memberikan nasehat di dalam sambutannya, nasehat itu yang sering kita tunggu-tunggu,” lanjutnya.


Ia juga mengungkapkan selama menjabat menjadi Dubes, Kiai Chozin gemar bersilaturahmi, baik kepada mahasiswa Indonesia hingga para ulama Lebanon.


“Kalau beliau menghandiri undangan di kampus yang ada masyarakat dan ada mahasiswa Indonesia, langsung beliau ajak bertemu,” ujar Hamid.


“Beliau juga sangat aktif bersilaturahmi dengan para ulama Lebanon, bahkan sampai Mufti Lebanon pun dia kunjungi,” lanjutnya.


Hamid menambahkan bahwa kedekatan Kiai Chozin dengan para ulama Lebanon membuat mereka tertarik untuk berdakwah dan mengunjungi Indonesia.


“Ulama-ulama Lebanon itu banyak yang datang ke PBNU, ke pesantren-pesantren karena ajakan dari beliau,” katanya.


Kabar wafatnya Kiai Chozin juga terdengar hingga ke Lebanon dan banyak ulama di sana yang turut mendoakan.


“Karena kedekatan beliau, banyak ulama Lebanon yang mendoakan, ini banyak yang menyampaikan ke saya,” ucapnya.