Nasional

Kaleidoskop 2019: Muslimat NU Torehkan Tiga Rekor Dunia

Selasa, 31 Desember 2019 | 07:50 WIB

Kaleidoskop 2019: Muslimat NU Torehkan Tiga Rekor Dunia

Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa saat menerima penghargaan rekor dunia. (Foto: istimewa)

Jakarta, NU Online
Awal 2019 merupakan momen manis untuk ibu-ibu Muslimat NU di seluruh dunia. Pasalanya, pada perhelatan Hari Lahir ke-73 Muslimat NU di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Ahad (27/1/2019), Muslimat NU berhasil mencetak tiga rekor dunia sekaligus.

Tiga rekor dunia yang dipersembahkan oleh Museum Rekor Dunia MURI itu ialah khataman Al-Qur’an hingga 1.000 kali, jumlah penari sufi terbanyak, dan deklarasi anti-hoaks terbanyak.

Sekitar 120.000 warga Muslimat NU yang memadati GBK masing-masing melantunkan Al-Qur’an. Pemecahan khatmil Qur’an terbanyak ini dilakukan oleh ibu-ibu Muslimat NU setelah menunaikan shalat subuh berjamaah di GBK.

Lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an bahkan dilakukan oleh anggota Muslimat NU ketika berada di tengah perjalanan menuju Jakarta, seperti yang dilakukan oleh ibu-ibu Muslimat NU Brebes, Jawa Tengah.

Dipimpin oleh satu orang, ibu-ibu Muslimat NU dari kota bawang dan telor asin ini khusyu mengkhatamkan Al-Qur’an hingga dua kali. Dalam perhelatan bertajuk Khidmah Muslimat NU Jaga Aswaja Teguhkan Bangsa itu, Muslimat NU juga menyuguhkan para penari sufi berjumlah 999 orang.

Jumlah tersebut terbanyak dalam sejarah sehingga berhasil mencatatkan rekor dunia MURI. Tari sufi tersebut ditampilkan oleh para santri dari Pondok Pesantren Sabilil Muttaqin Takeran, Magetan, Jawa Timur.

Tarian ini menggambarkan kerohanian dan spiritualitas yang mendalam pada diri Muslimat NU. Rekor dunia MURI juga ditorehkan oleh Muslimat NU ketika deklarasi anti-hoaks yang dilakukan dengan jumlah pendeklarasi terbanyak.

Keterbukaan teknologi informasi salah satunya berdampak pada maraknya informasi dan berita palsu (hoaks). Tentu saja hal tersebut menjadi perhatian dan sorotan Muslimat NU sebagai bagian dari civil society atau gerakan masyarakat sipil yang selama ini aktif berdakwah menebarkan ajaran Islam yang ramah, baik, dan benar. Prinsip ajaran Islam tersebut diwujudkan oleh Muslimat NU untuk bersama-sama memerangi hoaks.

Dalam deklarasi tersebut, Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa menegaskan, selain memerangi hoaks, ia juga menegaskan bahwa Muslimat NU berkomitmen untuk menjauhkan diri dari ghibah dan menolak segala bentuk fitnah.

"Jangan adu domba, jangan gibah, jangan fitnah. Jangan melakukan ujaran kebencian. Jangan sebarkan hoaks. Kita akan menjadi bagian yang ikut mengajak seluruh elemen bangsa membangun positive thinking," tegas Khofifah sambil mengepalkan tangan saat menyampaikan sambutan.

Deklarasi yang disampaikan Khofifah terdiri dari empat poin. Sebagai berikut:

1. Muslimat NU menyatakan menolak hoaks, fitnah, dan gibah yang dapat memicu perselisihan dan perpecahan bangsa.
 
2. Muslimat NU berkomitmen untuk tidak membuat dan menyebarkan berita bohong, ujaran kebencian, fitnah, dan gibah.
 
3. perempuan Muslimat NU akan membudayakan menyaring informasi sebelum menyebarkannya.
 
4. Muslimat NU bertekad untuk selalu berpikir positif demi persatuan bangsa.

Tiga penghargaan rekor dunia tersebut diserahkan oleh pihak MURI dan diterima langsung oleh Khofifah, Hj Nurhayati Said Aqil Siroj (Ketua II PP Muslimat NU), dan Hj Yenny Wahid (Ketua Panitia Harlah ke-73 Muslimat NU).

Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muchlishon