Nasional HARLAH KE-96 NU

Katib 'Aam PBNU: Kebijakan Pemerintah bagi Nelayan Belum Maksimal

Sabtu, 5 Februari 2022 | 12:00 WIB

Katib 'Aam PBNU: Kebijakan Pemerintah bagi Nelayan Belum Maksimal

Katib Aam PBNU KH A Said Asrori saat menghadiri pengukuhan PBNU dan Harlah ke-96 NU di Balikpapan, Kaltim. (Foto: NU Online/Suwitno)

Manggarai Barat, NU Online 
Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Said Asrori menyayangkan keberadaan kaum nelayan di Indonesia yang nasib hidupnya masih serba kekurangan. Ia menyebut hal itu karena kebijakan pemerintah yang berpihak kapada masyarakat nelayan masih belum maksimal.


“Masyarakat nelayan (menjadi) miskin karena kebijakan yang belum berpihak kepada mereka. Sebenarnya mereka bukan kaum yang dha’if (lemah), tapi di-dha’if-kan (dilemahkan),” terang Kiai Said Asrori dalam sambutannya di Harlah ke-96 NU di Hotel Meruora Labuan Bajo, Kecamatan Komodo, Kebupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sabtu (5/2/2022).


Berangkat dari hal itu, ia menegaskan bahwa salah satu program yang dilakukan PBNU adalah mengentaskan masyarakat Indonesia dari jerat kemiskinan, termasuk nelayan. Program tersebut bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI dan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.


Dalam Harlah ke-96 NU bertema Merawat Jagat Kemaritiman, Membangun Peradaban Nelayan itu, Kiai Said Asrori mengajak kepada seluruh pihak agar bisa kompak demi suksesnya program tersebut. Menurut dia, semua ini sebagai wujud khidmah kepada bangsa, agama, dan organisasi.


“Program seperti ini harus diniatkan bersama-sama sebagai bagian khidmah kepada bangsa, khidmah kepada agama, khidmah kepada organisasi. Bapak ibu yang kebetulan menjadi pengurus di semua tingkatan, sekaligus para badan otonom, marilah bersama-sama laksanakan kebijakan ini dengan sepenuh hati, sungguh-sungguh, lahir batin, dan terus menerus sehingga sukses,” ajaknya.


Mengenang Almaghfurlah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Kiai Said Asrori mengatakan bahwa saat Gus Dur dilantik menjadi Presiden RI, yang menjadi harapan besar cucu pendiri NU itu adalah bisa mengoptimalkan potensi maritim Indonesia untuk memakmurkan bangsa.


“Perlu diketahui bahwa, negara Indonesia ini wilayahnya dua pertiga adalah laut. Saya ingat ketika Gus Dur dilantik jadi presiden, salah satu yang menjadi perhatian beliau adalah bagaimana laut Indonesia, maritim Indonesia yang kaya raya ini, betul-betul bisa dioptimalkan untuk kemakmuran bangsa yang tercinta,” ujar Pengasuh Pesantren Raudlatut Thullab, Wonosari, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah itu.


“Hari ini Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mempunyai nasab keilmuan dengan Gus Dur untuk betul-betul memanfaatkan laut ini demi kemakmuran Indonesia,” tandasnya.

 

Hadir dalam acara tersebut Dirjen Perikanan Budidaya TB Haeru Rahayu dan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat. Turut memberi sambutan secara daring Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan.


Sebagaimana diketahui, Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah kepulauan yang memiliki potensi kelautan dan perikanan yang melimpah. Luas daratan NTT sendiri adalah 48.718,10 km2. Tetapi luas perairan atau laut sekitar 200.000 km2 di luar perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).


Bebarapa laut yang terhampar di sana adalah Samudera Hindia di selatan, Laut Flores di utara, Laut Timor di tenggara, dan Laut Sawu di tengah.


Dipilihnya NTT sebagai lokasi perayaan Harlah ke-96 NU sejalan dengan rencana PBNU dalam mengembangkan program Kampung Nelayan Binaan NU sebagai hasil kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan. Sebelumnya, Harlah NU digelar di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.


Kontributor: Muhamad Abror
Editor: Musthofa Asrori