Nasional

Ketum ISNU: Kelompok Intelektual NU Sudah Profesional di Banyak Bidang

Jumat, 17 Desember 2021 | 17:30 WIB

Ketum ISNU: Kelompok Intelektual NU Sudah Profesional di Banyak Bidang

Ketum PP ISNU Ali Masykur Musa (kedua kanan) saat silaturahim kepada Wapres KH Ma'ruf Amin. (Foto: Dok. FB. Ali Masykur Musa)

Jakarta, NU Online
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa menyebutkan, kelompok intelektual di lingkungan NU saat ini sudah sangat profesional di banyak bidang. Mereka berkiprah di dunia korporasi, birokrasi, pemerintahan, dan intelektual perguruan tinggi.


“Kita sudah punya 634 guru besar. Belum lagi beberapa rektor perguruan tinggi negeri juga sudah banyak, tidak kurang dari 27 (rektor) itu menjadi bagian dari ISNU. Sudah tidak tepat menilai NU adalah jumud di dunia intelektual, karena kita sudah mempunyai profesionalitas,” katanya dalam Webinar ISNU bertajuk Arah NU 100 Tahun Kedua: Kemandirian dan Teknokrasi untuk Peradaban Dunia, Jumat (17/12/2021).


Cak Ali, sapaan akrabnya, mengusulkan agar seluruh sumber daya di NU dilakukan penguatan teknokrasi, sehingga ketika orang NU ketika menjadi pemimpin mampu memiliki keahlian dan kualitas yang bisa diandalkan.


“Jangan sampai, NU itu cukup hanya sampai di urusan agama saja, tidak. NU itu bisa profesional di bidang bisnis, pemerintahan, ekonomi,” jelas Cak Ali.


Meski begitu, ia berharap NU ke depan dapat menguatkan keahlian dan profesionalisme, terutama soal kompetensi digital. Pengembangan NU, lanjut dia, harus diorientasikan sebagai organisasi yang modern di bidang tata administrasi, pengambilan keputusan, dan pengelolaan program.


“Salah satu kompetensi digital yang telah dilakukan NU saat ini adalah melakukan pendaftaran muktamar secara online,” ujar pria kelahiran Tulungagung Jawa Timur ini.


Menurut dia, lompatan-lompatan di bidang teknologi harus dilakukan agar NU tetap mampu beradaptasi dengan zaman. Kitab-kitab kuning yang dipelajari di pesantren dari semua disiplin ilmu, misalnya, perlu didigitalisasi agar menjadi khazanah keilmuan yang bisa diakses dengan mudah oleh semua ilmuwan sepanjang zaman.


“Generasi muda NU harus diorientasikan dengan meningkatkan skill (keahlian) yang berbasis IT dan memiliki sertifikasi yang berstandar nasional,” tegas Cak Ali.


Dalam kesempatan yang sama, Pengamat Politik dari LP3ES Fachry Ali mengatakan bahwa NU merupakan sebuah komunitas raksasa pada tingkat dunia. Menurut dia, NU mampu mempengaruhi lebih dari 70 juta penduduk Indonesia.


“Jadi, NU itu adalah sebuah kekuatan internasional yang perannya bisa berbicara bukan pada tingkat regiona,l tetapi dunia. Kalau NU hanya berpikir nasional atau regional, itu eman-eman (disayangkan). NU harus berpikir pada tingkat dunia secara keseluruhan, karena sumber dayanya sudah banyak,” kata Fachry.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Musthofa Asrori