Nasional

Ketum PBNU Kenang Kiai Mukhlas: Beliau Dikenal Ikhlas dan Tawadhu

Selasa, 13 Agustus 2019 | 13:30 WIB

Ketum PBNU Kenang Kiai Mukhlas: Beliau Dikenal Ikhlas dan Tawadhu

Sesepuh Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon, Jawa Barat KH Mukhlas Dimyathi.

Jakarta, NU Online
Duka mendalam kembali menyelimuti Nahdlatul Ulama. Sesepuh Pondok Pesantren Gedongan, Cirebon, Jawa Barat KH Mukhlas Dimyathi meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (13/8).

"Telah meninggalkan kita semua kembali ke pangkuan Allah swt, saudara saya, sepupu saya, dewan syuro PKB KH Mukhlas Dimyati dalam usia 75 tahun," ujar KH Said Aqil Siroj, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), saat ditemui NU Online di Rumah Duka RSPAD Gatot Subroto ketika takziyah.

Kiai Said begitu terkenang dengan sosok sepupunya yang dikenal sangat ikhlas dan tawadhu. "Terkenal ikhlas, tawadhu, tidak menampakkan kesombongan, beliau sebagai sesepuh Pesantren Gedongan," kata Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan itu.

Meskipun Kiai Said masih terbilang adik sepupunya, namun Kiai Mukhlas selalu memanggilnya dengan sebutan kiai, tidak sekadar namanya saja. "Beliau kalau mengundang saya kiai," ujarnya.

Di samping itu, Kiai Said juga mengungkapkan bahwa almarhum dikenal sebagai ahli wirid dan ahli ibadah. Kenangan bersamanya saat masih kecil dulu masih Kiai Said ingat. Setiap kali berkunjung ke Pesantren Gedongan, di masa kecilnya, Kiai Said selalu bermain bersama Kiai Mukhlas. 

"Kalau saya pas ke Gedongan ya pasti bercanda dengan beliau tahun 65/66," jelasnya.

Ia teringat juga bahwa sejak muda, Kiai Mukhlas sudah terlibat aktif di lapangan. "Aktivis lapang sejak muda sejak masih santri. Saya masih kecil saya tahu beliau sudah aktif," katanya.

Oleh karena itu, Kiai Said berdoa semoga kakak sepupunya tersebut diterima oleh Allah swt. "Mudah-mudahan arwah beliau diterima oleh Allah kembali ke pangkuan rahmat Allah," 

Kiai yang menamatkan studinya di Arab Saudi itu juga berharap generasi yang ditinggalkannya dapat meneruskan cita-citanya. "Meneruskan perjuangan beliau yaitu amanah diniyah suniyah dan amanah wathaniyah, komitmen sebagai ahlussunnah dan nasionalis harus kita teruskan," pungkasnya. 

Bakda Maghrib tadi, jenazah sudah dibawa pulang dari RSPAD Gatot Subroto menuju kediamannya di Pesantren Gedongan, Ender, Cirebon. Kabarnya, malam ini pukul 22.00 WIB, jenazah akan langsung dikebumikan di Pemakaman Gedongan. (Syakir NF/Muchlishon)