Ketum PBNU: Muslimat NU Lahir untuk Pembebasan Hak Perempuan
NU Online · Senin, 12 Mei 2025 | 10:00 WIB

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat memberikan sambutan pada Pelantikan Pimpinan Pusat Muslimat NU di Pendopo Odah Etam, Samarinda, Kalimantan Timur, Sabtu (10/5/2025).
Haekal Attar
Penulis
Jakarta, NU Online
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan bahwa perjuangan Muslimat NU dimulai dari pendidikan untuk kaum perempuan. Hadirnya Muslimat NU juga untuk membina perempuan secara baik dan layak.
"Saya sampaikan berulang kali dalam berbagai kesempatan bahwa Muslimat Nahdlatul Ulama ini lahir dengan aspirasi untuk melakukan liberasi (pembebasan) bukan liberalisasi ya. Liberasi memerdekakan hak perempuan untuk mendapatkan pendidikan dan mendapatkan fasilitas membangun kapasitasnya sendiri," katanya saat sambutan di Pelantikan dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Muslimat NU 2025-2030 di Pendopo Odah Etam, Samarinda,Kalimantan Timur pada Sabtu (10/5/2025).
Menurut Gus Yahya, Muslimat NU memiliki peranannya sendiri di tengah-tengah masyarakat dan membawa dampak positif akibat usaha yang ditekuni, bukan sekadar menginduk kepada NU.
"Muslimat lahir dan tumbuh tidak sebagai struktur tambahan dari struktur organisasi NU, tapi memang sungguh diinisiasi sebagai gerakan perempuan. Maka kita bisa saksikan dari catatan sejarah bagaimana muslimat membuat prestasi-prestasinya sendiri," katanya.
Gus Yahya melihat, perjuangan Muslimat NU memang sangat relevan dengan perjuangan NU dari masa ke masa, akan tetapi dengan cara-caranya sendiri di dalam melaksanakan peranannya di tengah-tengah masyarakat, bangsa, dan negara.
"Maka lahirlah Muslimat NU ini sebagai perjuangan ibu-ibu untuk membangun kualitas perempuan-perempuan Nadlatul Ulama. Maka dimulai dengan pendidikan perempuan sampai kepada pengembangan peran perempuan," katanya.
Prinsip pembebasan hak perempuan yang dimulai dari pendidikan itu, lanjutnya, terinspirasi oleh hadist tentang menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban yang sama antara muslim laki-laki dan perempuan.
"Bahwa menuntut ilmu, mengembangkan kapasitas diri itu wajib bagi laki-laki maupun perempuan. Karena wajib, maka tidak boleh ada yang dibatasi. Perempuan tidak boleh dibatasi dalam mengembangkan kapasitas diri karena itu wajib bagi dirinya," katanya.
Jika sudah berkembang, maka kata Gus Yahya, urusan-urusan kemasyarakatan atau sosial dapat dipercayakan kepada Muslimat NU, karena memang sudah ahli atau memiliki dasar ilmunya.
"Kalau urusan itu diserahkan kepada bukan ahlinya, ya tunggu kiamatnya. Maka urusan itu harus diserahkan kepada ahlinya, kepada yang paling kompeten tidak peduli laki-laki atau perempuan," jelasnya.
Lebih jauh, menurutnya, jika sudah terjadi kesetaraan kapasitas dan kemampuan antara laki-laki dan perempuan, maka ke depan makin banyak kompetensi bagus dan terampil untuk menjadi pelayan yang dibutuhkan di dalam masyarakat.
"Sekarang kita melihat saya dari atas dari podium ini melihat ibu-ibu ini saya sudah melihat luar biasa ini berbagai macam kompetensi ya yang unggul yang dibutuhkan oleh bangsa dan negara ini pasti banyak sekali," katanya.
Diketahui, sebagai langkah proaktif untuk mengembangkan kapasitas Muslimat NU, Ketua Umum Dewan Pembina Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa secara resmi mendeklarasikan Asosiasi Guru Besar Muslimat NU.
Gus Yahya dalam kesempatan itu juga mengucapkan selamat atas pendirian asosiasi tersebut. Baginya, asosiasi itu menjadi wadah kompetensi yang sangat beragam di dalam Muslimat NU
"Maka saya ucapkan selamat atas dideklarasinya deklarasikannya Asosiasi Profesor (Guru Besar) Muslimat. Ya, banyak juga profesornya Muslimat. Ini sebetulnya di jajaran NU ini banyak profesor juga," katanya.
Di samping itu, Khofifah mengatakan bahwa deklarasi Asosiasi Profesor Muslimat NU menjadi respons atas aspirasi para guru besar di lingkungan Muslimat NU yang ingin berbagi pemikiran dan kontribusi keilmuan.
“Sudah cukup lama guru besar di Muslimat NU ingin ada asosiasi maka tadi itu adalah deklarasi Asosiasi Muslimat NU, insyaallah akan dikristalisasi strukturnya,” katanya saat sambutan.
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua