Nasional BULAN GUS DUR

Kisah Gus Dur Naik Vespa Jatuh Kecemplung di Sawah Bareng KH Aziz Masyhuri

Kamis, 21 Desember 2023 | 08:30 WIB

Kisah Gus Dur Naik Vespa Jatuh Kecemplung di Sawah Bareng KH Aziz Masyhuri

KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. (Foto: dok. Pojok Gus Dur)

Jakarta, NU Online

Presiden ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur memiliki seorang sahabat di Jombang, Jawa Timur bernama KH Aziz Masyhuri, Pengasuh Pondok Pesantren (PP) Al-Aziziyah Denanyar.


Kiai Aziz pernah menjabat sebagai Ketua Rabitah Ma’had Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan wafat pada 15 April 2017.


Keakraban keduanya diceritakan oleh putra dari Kiai Aziz bernama Muiz Aziz atau Gus Muiz. Menurut penuturan dia, ayahnya dan Gus Dur sering naik vespa bareng dari Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar ke Pesantren Tebuireng. "Dari Denanyar ke Tebuireng menggunakan motor vespa," jelas Gus Muiz, Rabu (20/12/2023).


Ia menjelaskan, secara keluarga, Gus Dur dan Kiai Aziz terbilang dekat karena KH Aziz Masyhuri sebagai cucu mantu dari KH Bisri Syansuri (kakek Gus Dur). Sedangkan Kiai Aziz menikah dengan Nyai Hj Anik Nur Azizah, putri pertama KH Aziz Ali Bishri bin KH Bisri Syansuri.


Gus Dur saat itu tinggal di Denanyar bersama sang istri dan mengajar di Pesantren Tebuireng sekalian Universitas Hasyim Asy'ari. Bahkan putri pertama Gus Dur, yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid lahir di Jombang tahun 1973. Setahun kemudian lahir putri keduanya, Yenny Wahid.


"Ketika ada waktu ngajar di Tebuireng, keduanya sering berangkat bersama. Soalnya ngajar di Tebuireng, tapi keduanya kan tinggal di Denanyar," kata Gus Muiz.


Di Tebuireng, Gus Dur sempat juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Hasyim Asyhari Jombang. Selain itu juga mengajar kitab kuning dan pemikiran Islam.


Pada tahun 1974 Gus Dur diminta pamannya, KH Yusuf Hasyim untuk membantu di Pesantren Tebuireng Jombang dengan menjadi sekretaris sehingga membuat Gus Dur harus sering bolak balik Tebuireng-Denanyar. 


Gus Dur dan Kiai Aziz yang sama-sama baru membangun keluarga menjadikan keduanya akrab dan sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan keduanya sempat jatuh ke sawah saat mengendarai Vespa. 


"Malah mereka pernah jatuh tercemplung ke sawah saat naik Vespa," imbuh Gus Muiz.

 
KH Aziz Masyhuri. (Foto: FB Muhibbin KH Aziz Masyhuri)
 

Gus Muiz menambahkan, saat di Denanyar, rumah Gus Dur dan Kiai Aziz juga berdekatan. Hal ini juga membuat keduanya sering diskusi dan jalan bareng. Persahabatan tersebut juga terjalin hingga anak-anaknya.


Bahkan persahabatan Gus Dur dengan Kiai Aziz terus berlanjut meskipun Gus Dur mulai pindah ke Jakarta pada 1979. Saat Gus Dur ke Jombang, seringkali mampir ke rumah KH Aziz Masyhuri. Begitu juga sebaliknya, saat ke jakarta, KH Aziz menyempatkan diri bersilaturahim ke keluarga Gus Dur.


Saat menjadi Ketua PP RMINU, Kiai Aziz lewat Mukernas RMINU di Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Pajarakan, Probolinggo, bersama KH Mutawakkil Alallah memediasi Gus Dur dengan pemerintah kala itu, Soeharto. Pak Harto hadir dalam acara RMI tersebut. Proses islah itu kemudian dikenal dengan “Salaman Genggong”.


"Saat haul kakek saya, KH Aziz Bisri Syansuri. Gus Dur selalu hadir. Saya menyaksikan, sejak saya pulang belajar di Yaman tahun 2006 sampai 2009, beliau pasti hadir," tandas Gus Muiz.