Nasional

Lembaga Falakiyah PBNU Rilis Data Rukyatul Hilal Awal Dzulhijjah 1446 H

NU Online  ·  Sabtu, 24 Mei 2025 | 14:00 WIB

Lembaga Falakiyah PBNU Rilis Data Rukyatul Hilal Awal Dzulhijjah 1446 H

Ilustrasi: Tim Falakiyah NU melakukan rukyatul hilal (Foto: dok LF PBNU)

Jakarta, NU Online
Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) merilis data hilal jelang Dzulhijjah 1446 H melalui Informasi Hilal Awal Dzulhijjah 1446 H pada 29 Dzulqa'dah 1446 H / 27 Mei 2025 M di Indonesia yang dikeluarkan pada Sabtu (24/5/2025).


Data hisab ini merupakan hasil perhitungan LF PBNU yang dilakukan untuk hari Selasa Wage 29 Dzulqa'dah 1446 H yang bertepatan dengan tanggal 27 Mei 2025 M pada titik Gedung PBNU Jl Kramat Raya Jakarta Pusat dengan koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT. Perhitungan ini dilakukan berdasarkan perhitungan metode ilmu falak (sistem hisab) jama’i atau tahqiqy tadqiky ashri kontemporer khas Nahdlatul Ulama. 


Data hisab menunjukkan bahwa hilal akhir Dzulqa'dah 1446 H atau bertepatan dengan Selasa Wage, 27 Mei 2025 M adalah 1 derajat 28 menit 20 detik dengan elongasi 6 derajat 34 menit 38 detik dan lama hilal di atas ufuk 8 menit 50 detik. Sementara ijtimak (konjungsi) terjadi pada Selasa Wage 27 Mei 2025 M pukul 10:04:09 WIB.


Adapun parameter hilal terkecil itu terdapat di Kota Merauke, Provinsi Papua Selatan. Ketinggian hilal di sana mencapai 0 derajat 18 menit dan elongasi hilal hakiki 5 derajat 44 menit, serta lama hilal di atas ufuk 2 menit 19 detik.


Sementara tinggi hilal terbesar terjadi di Sabang, Provinsi Aceh. Ketinggian hilal di sana mencapai 3 derajat 10 menit, elongasi hilal hakiki 7 derajat 02 menit, dan lama hilal di atas ufuk 15 menit 55 detik.


Data di atas menunjukkan bahwa hilal yang sudah berada di atas ufuk dan sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah hanya ada di Sabang, Aceh. Pasalnya, tinggi hilal sudah di atas 3 derajat dan elongasi lebih dari 6,4 derajat. Sementara bagian timur dari wilayah tersebut belum memenuhi kriteria imkan rukyah.


Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga merilis data perhitungan hilal 1 Dzulhijjah 1446 H dalam Informasi Prakiraan Hilal Saat Matahari Terbenam Tanggal 27 Mei 2025 M (Penentu Awal Bulan Dzulhijjah 1446 H).


Dalam informasi itu, dijelaskan bahwa konjungsi akan terjadi pada hari Selasa, 27 Mei 2025 M, pukul 3.2.15 UT atau Selasa, 27 Mei 2025 M, pukul 10.2.15 WIB atau Selasa, 27 Mei 2025 M, pukul 11.2.15 WITA atau Selasa, 27 Mei 2025 M, pukul 12.2.15 WIT,


Di wilayah Indonesia pada tanggal 27 Mei 2025, waktu Matahari terbenam paling awal adalah pukul 17.25.48 WIT di Merauke, Papua dan waktu Matahari terbenam paling akhir adalah pukul  18.48.46 WIB di Sabang, Aceh. Dengan memperhatikan waktu konjungsi dan Matahari terbenam, dapat dikatakan konjungsi terjadi sebelum Matahari terbenam tanggal 27 Mei 2025 di wilayah Indonesia.


Adapun ketinggian Hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 27 Mei 2025, berkisar antara 0,14 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 3,24 derajat di Sabang, Aceh.


Sementara itu, besaran elongasi geosentris di Indonesia saat Matahari terbenam pada 27 Mei 2025, berkisar antara 5,8 derajat di Merauke, Papua sampai dengan 7,11 derajat di Sabang, Aceh.

 

Data BMKG juga menunjukkan umur Bulan di Indonesia saat Matahari terbenam pada 27 Mei 2025, berkisar antara 5,39 jam di Merauke, Papua sampai dengan 8,78 jam di Sabang, Aceh.


Adapun lama hilal saat Matahari terbenam pada 27 Mei 2025, berkisar antara 2,02 menit di Merauke, Papua sampai dengan 18,1 menit di Sabang, Aceh.