Menag Minta Maaf atas Ketidaknyamanan dalam Proses Haji 2025, Bersyukur Armuzna Tuntas
NU Online · Rabu, 11 Juni 2025 | 10:00 WIB
Makkah, NU Online
Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar meminta maaf atas adanya ketidaknyamanan yang dirasakan jamaah selama berhaji. Namun ia bersyukur rangkaian puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) telah selesai.
"Selaku amirulhaj, kita sudah berusaha semaksimal mungkin, semua upaya, lobi-lobi dan sebagainya kita sudah kita lakukan. Namun demikian, tentu juga ada hal-hal di luar perkiraan kita, termasuk karena banyaknya regulasi yang tiba-tiba hadir di tengah-tengah kita dan itu bukan hanya dialami oleh Indonesia, tapi juga jamaah-jamaah yang lain juga. Maka itu dari lubuk hati kami yang sangat dalam, kami menyampaikan permintaan maaf," ujar Nasaruddin di Makkah, Selasa (10/6/2025).
Nasaruddin menjamin seluruh jamaah haji RI yang berjumlah lebih dari 203 ribu orang telah berangkat ke Arafah untuk wukuf pada 9 Dzulhijjah. Dia mengatakan seluruh jamaah juga telah melaksanakan mabit di Muzdalifah dan Mina serta lempar jumrah dengan skema biasa, murur, ataupun diwakili.
Nasaruddin juga mengapresiasi perbaikan infrastruktur haji yang dilakukan Arab Saudi. Dia menyebut aturan ketat dari Saudi membuat situasi di dalam kota Makkah lebih tertib selama musim haji.
"Sistem yang sangat baru dan sangat, menurut hemat saya, sangat profesional. Ketersediaan air sama sekali tidak diresahkan oleh jamaah, baik di hotel maupun Mina, Arafah. Alhamdulillah juga termasuk makanan. Kita lihat jamaah-jamaah itu melimpah makanan. Walaupun ada memang yang keterlambatan itu karena faktor kemacetan, tapi bisa ditanggulangi oleh panitia dengan cara-cara lain," ujarnya.
Nasaruddin mengatakan pihaknya juga memberi opsi penyembelihan dam di Tanah Suci lewat platform Adahi atau di Indonesia lewat BAZNAS. Dia mengatakan Saudi telah membuat aturan ketat soal dam sehingga pelaksanaannya juga lebih tertib.
"Kami diberikan saran bagaimana kalau mencontoh negara-negara lain seperti di Mesir, ada fatwa dari darul iftah Mesir bahwa boleh menyembelih dam itu di negeri masing-masing dan itu dilakukan di sejumlah negara lain juga. Akhirnya kami berkeyakinan daripada tidak membayar dam sama sekali karena kesulitan teknis, maka teman-teman kita sarankan untuk berikhtiar melakukan dam-nya di Indonesia dan itu juga ada petunjuk dari ulama-ulama lokal kita misalnya sejumlah ormas yang membolehkan bayar dam di tanah air," ujar Nasaruddin.
Nasaruddin mengatakan ada peningkatan ekspor bumbu siap pakai menjadi 447 ton dari RI tahun ini. Dia mengatakan bumbu itu sangat bermanfaat membuat makanan Nusantara untuk jamaah punya rasa yang mirip dengan masakan di Indonesia.
Nasaruddin berharap proses pemulangan jamaah berjalan lancar. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI dan Wakil Presiden RI.
"Memang kami mendapat catatan-catatan penting untuk perbaikan tahun-tahun mendatang," ucapnya.
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
6
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
Terkini
Lihat Semua