Nasional

Mengapa Nuzulul Qur’an Diperingati pada 17 Ramadhan? Ini Penjelasannya

Jumat, 7 April 2023 | 09:30 WIB

Mengapa Nuzulul Qur’an Diperingati pada 17 Ramadhan? Ini Penjelasannya

Mengapa Nuzulul Qur’an Diperingati pada 17 Ramadhan? Ini Penjelasannya. (Foto: NU Online Freepik)

Jakarta, NU Online
Islam memiliki sejumlah peristiwa penting yang diperingati, salah satunya adalah Nuzulul Qur’an. Nuzulul Qur’an adalah peristiwa bersejarah karena pada waktu tersebut Al-Qur’an pertama kali diturunkan.


Datangnya malam Nuzulul Qur’an kerap dijadikan momentum peningkatan keimanan dan ketaqwaan untuk meraih ridho Allah swt. Momen tersebut lazim diperingati setiap tanggal 17 Ramadhan.


Mengutip tulisan Ini Alasan Nuzulul Qur’an Diperingati pada 17 Ramadhan, Mahasiswa Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Muhamad Abror mengatakan bahwa terdapat dua landasan atas peringatan Nuzulul Qur’an setiap 17 Ramadhan.


Pertama, peringatan Nuzulul Qur’an setiap 17 Ramadhan mengacu pada Al-Qur’an surat Al-Anfal ayat 41. Dalam ayat tersebut, para ulama mengartikan kata “yaumul furqan” sebagai bertemunya dua pasukan Muslim dan kafir Quraisy saat perang Badar pada 17 Ramadhan.


Pendapat tersebut juga dikemukakan oleh Imam ath-Thabari dalam Jāmiʽul Bayān fi Ta’wīlil Quran (13/562) dengan mengutip Hasan bin Ali,


قال الحسن بن علي بن أبي طالب رضي الله عنه: كانت ليلة "الفرقان يوم التقى الجمعان"، لسبع عشرة من شهر رمضان.    


Artinya, “Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib RA berkata, ‘Yang dimaksud dengan malam ‘al-furqan yaumul taqāl Jamʽān’ adalah tanggal 17 bulan Ramadhan.’


Kedua, peringatan Nuzulul Qur’an setiap 17 Ramadhan mengacu pada peristiwa turunnya wahyu pertama kepada Rasulullah berupa Al-Qur’an surat Al-’Alaq ayat 1-5 di Gua Hira.


Dua fase Nuzulul Qur’an

Dalam tulisan Dua Fase Nuzulul Qur’an, Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM PBNU) Alhafiz Kurniwan menerangkan dua fase tentang proses turunnya Al-Qur’an.


Hal ini dijelaskan oleh Syekh Muhammad Ali As-Shabuni dalam Kitab At-Tibyan fi Ulumil Qur’an. Adapun kedua fase tersebut yakni pertama, Allah menurunkan Al-Qur’an dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia atau Baitul Izzah. Kedua, Allah menurunkan Al-Qur’an dari langit ke bumi.


“Al-Qur’an diturunkan pada dua fase: pertama, dari Lauh Mahfuzh ke langit dunia (Baitul Izzah) sekaligus pada malam Lailatul Qadar; kedua, dari langit dunia ke bumi secara bertahap selama 23 tahun,” (Muhammad Ali As-Shabuni, At-Tibyan fi Ulumil Qur’an, [Jakarta, Darul Mawahib Al-Islamiyah: 2016 M], halaman 33).


Fase pertama, terang Alhafiz, dijelaskan dalam Al-Qur’an surat As-Syura ayat 1-3, Surat Al-Qadar ayat 1-2, dan Surat Al-Baqarah ayat 185. Ayat-ayat tersebut menunjukkan bahwa Al-Qur’an diturunkan melalui perantara malaikat Jibril pada fase pertama, yakni dari Lauh Mahfudz ke langit dunia.


Sementara penjelasan fase kedua tertera dalam Surat Al-Isra ayat 106 dan Surat Al-Furqan ayat 32. Ayat-ayat tersebut menjelaskan Nuzulul Qur’an diturunkan dari Baitul Izzah ke bumi secara bertahap selama 23 tahun, yakni sejak diutusnya Nabi Muhammad saw sebagai rasul pada usia 40 tahun hingga wafat pada usia 62-63 tahun.


Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin