MQKN 2023 Perketat Registrasi dengan Uji Keabsahan Peserta untuk Menghindari Kecurangan
NU Online · Senin, 10 Juli 2023 | 20:00 WIB

Para peserta tengah memvalidasi kepesertaan di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, Senin (10/7/2023). (Foto: NU Online/Malik Ibnu Zaman)
Malik Ibnu Zaman
Kontributor
Lamongan, NU Online
Musabaqah Qira'atil Kutub Tingkat Nasional (MQKN) Tahun 2023 digelar di Pesantren Sunan Drajat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada 10-18 Juli 2023. Kegiatan ini mengangkat tema "Rekontekstualisasi Turats untuk Peradaban dan Kerukunan Indonesia".
Para peserta pun sudah mulai berdatangan untuk melakukan registrasi di Ruang Kebasahan pada Senin (10/7/2023).
Sekretaris Panitia MQKN 2023, Mahrus El Mawa mengungkapkan untuk menguji keabsahan peserta pada registrasi, dilakukan beberapa langkah untuk menghindari kecurangan.
Ia menjelaskan untuk memverifikasi keabsahan, peserta akan dilakukan verifikasi identitas, yaitu diminta memberikan informasi pribadi, selanjutnya memverifikasinya dan membandingkannya dengan dokumen identitas resmi, seperti kartu identitas. Kemudian keabsahan kesantrian divalidasi melalui data EMIS dan aplikasi pendaftaran.
"Peserta yang telah dinyatakan lolos oleh tim keabsahan dan di kemudian hari ditemukan pelanggaran atau kecurangan, maka dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ujar Mahrus di Pondok Pesantren Sunan Drajad Lamongan pada Senin (10/7/2023).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa registrasi kedatangan peserta disahkan oleh tim keabsahan, dan peserta yang dinyatakan tidak lolos oleh tim keabsahan tidak diperkenankan mengikuti MQKN Tahun 2023 "Peserta yang sudah lolos keabsahan, akan mendapatkan ID Card peserta," terangnya.
Dokumen yang diperiksa di antaranya surat keterangan dari Pimpinan Pesantren yang menyatakan peserta sebagai santri mukim sekurang-kurangnya 12 (dua belas bulan), akta kelahiran atau dokumen sah yang mencantumkan tanggal lahir (KTP/SIM/Kartu Keluarga atau Ijazah), dan pas foto berwarna terbaru.Â
Mahrus menjelaskan bahwa data yang masuk secara online 1441 peserta, sementara kafilah sekitar 2.400.
"Untuk marhalah ula 266, kemudian marhalah wustho 399, dan juga marhalah ulya 433, kemudian Ma'had Aly 197, jadi total 1441. Seluruh Indonesia ada 34 provinsi,ditambah tuan rumah, jadi ada 35. Secara teknis kita sudah menyebar formulir secara online, ini kan online semua pendaftaran, pemilihan marhalah, mata lomba, kitab, termasuk kapan datang kapan pulang. ini memudahkan kami secara teknis di kementerian agama untuk mengetahui berapa jumlahnya, kedatangan pakai apa, ujarnya.
Hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan secara teknis di kementerian untuk mengetahui berapa jumlahnya, kedatangan menggunakan apa.
"Kita sudah membuat LO (pendamping), untuk kafilah ada LO nya, untuk pejabat juga ada, kita sudah menyiapkan transportasi di bandara, pelabuhan, stasiun, sesuai kondisi mereka," pungkasnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Syakir NF
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
4
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
5
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
6
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
Terkini
Lihat Semua