Nasional

Pakar Sebut Dukungan Prabowo Presiden 2029 Imbas Pragmatisme Parpol dan Bisnis Elite Politik

NU Online  ·  Kamis, 8 Mei 2025 | 18:00 WIB

Pakar Sebut Dukungan Prabowo Presiden 2029 Imbas Pragmatisme Parpol dan Bisnis Elite Politik

Presiden Prabowo. (Foto: IG @presidenrepublikindonesia)

Jakarta, NU Online

Pakar Demokrasi Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI) Titi Anggraeni menyebut bahwa dukungan dini untuk pencalonan Prabowo Subianto sebagai Calon Presiden pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2029 mendatang adalah imbas pragmatisme partai politik (parpol) dan melindungi bisnis para elit politik.


Menurutnya, kejadian itu tidak mengherankan karena pada awalnya koalisi Merah Putih Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka sudah tidak efektif akibat koalisi yang gemuk.


"Hari ini, pragmatisme politik jauh lebih dominan daripada memastikan fungsi dari partai politik bekerja sebagai instrumen pengawasan dan demokrasi dalam kehidupan bernegara," katanya saat dijumpai NU Online di FH UI, Depok, Jawa Barat, pada Kamis (8/5/2025).


Akibatnya, Titi melihat, saat ini yang paling penting bagi parpol adalah akses sumber daya yang ada di dalam lingkup kekuasaan. Padahal, menurutnya, parpol juga perlu menyiapkan kader-kader terbina dan kompeten untuk mengisi jabatan-jabatan.


"Jadi mereka tidak terlalu mementingkan promosi kader mereka untuk mengisi jabatan calon presiden sepanjang mereka bisa mengakses distribusi sumber daya yang itu dimaknai akses kepada kursi-kursi menteri atau jabatan-jabatan strategi lainnya yang bisa membawa dampak ekonomi dan finansial kepada partai politik," jelasnya.


"Jadi itu adalah aksen (pelafalan) dari politik mayoritas yang berkelindan dengan kepentingan ekonomi dan bisnis dari elit-elit politik. Sehingga mereka tidak lagi melihat fungsi partai sebagai fungsi kaderisasi ataupun rekrutmen politik untuk mempromosikan kader-kader terbaik mereka," tambahnya.


Dari perspektif etika politik, kata Titi, pencalonan kepada Prabowo sebagai Presiden pada Pemilu 2029 sangat tidak etis karena pragmatisme politik yang dilakukan politisi hanya berkutat pada kepastian dapat mengakses sumber daya yang selama ini mereka dapat.


"Dari adanya koalisi mayoritas dan eksistensi mereka sebagai bagian dari kekuasaan, itu akan berlanjut terus baik dari terhadap hasil pemilu 2029 ataupun konfigurasi dari pencalonan 2029," katanya.


Parahnya lagi, lanjut Titi, politisi tidak mementingkan pemilihan presiden (Pilpres) karena kemenangan pemilihan legislatif (Pileg) dapat menjadi posisi tawar agar tetap masuk menjadi bagian dari kekuasaan.


Sebelumnya pada kesempatan yang berbeda-beda, sejumlah pimpinan partai politik telah menyatakan dukungan mereka untuk Prabowo maju kembali di Pilpres 2029, yaitu Partai Amanat Nasional (PAN), Golongan Karya (Golkar), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).


Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, partainya siap mendukung pencalonan Prabowo pada Pilpres 2029 dalam acara Halalbihalal dan Pengumuman Susunan Kepengurusan DPP PAN, pada Ahad (20/4/2025).