PBNU Serius Kembangkan Ekonomi Syariah Nasional, Gandeng Mitra Internasional Berpengalaman
NU Online · Rabu, 11 Juni 2025 | 15:30 WIB

FGD tingkat tinggi bertajuk Investasi Syariah di Indonesia: Memperkuat Ekosistem dan Menapaki Jalan Menuju Keuangan Islam Global di lantai 5 Gedung PBNU jalan Kramat Raya, Jakarta pada Rabu (11/6/2025). (Foto: NU Online/Fathur)
M Fathur Rohman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan PBNU (Bappenu) menggelar Forum Group Discussion (FGD) tingkat tinggi bertajuk Investasi Syariah di Indonesia: Memperkuat Ekosistem dan Menapaki Jalan Menuju Keuangan Islam Global.
Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) mengatakan, PBNU secara serius ingin mengambil bagian untuk mengembangkan ekosistem ekonomi syariah nasional, terutama dengan menggandeng mitra internasional yang berpengalaman.
"Acara ini diselenggarakan sebagai upaya PBNU untuk ikut terlibat dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Sekarang kita menggandeng sejumlah investor luar yang punya pengalaman mengembangkan ekonomi syariah di tempat lain,” ujar Gus Ulil di lantai 5 Gedung PBNU jalan Kramat Raya, Jakarta pada Rabu (11/6/2025).
Salah satu mitra strategis tersebut adalah Harvest Advisors Investment Management dari Singapura yang telah memiliki lisensi dari Monetary Authority of Singapore (MAS).
Baca Juga
Istihsan dalam Konsep Ekonomi Syariah
Gus Ulil menegaskan bahwa PBNU kini memasuki babak baru dalam transformasi peran dari ormas keagamaan menjadi penggerak ekonomi umat.
"Langkah ini cukup berani karena PBNU belum pernah terlibat dalam proyek ekonomi sebesar ini. Tapi kami yakin ini sejalan dengan cita-cita menjadikan Indonesia sebagai pusat bisnis halal Asia Tenggara, bahkan dunia," imbuhnya.
Namun demikian, lanjut Gus Ulil, tantangan terbesar dalam pengembangan ekonomi syariah justru datang dari dalam negeri.
Deputi Direktur Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (BI) Eko A Irianto menyampaikan bahwa inklusi ekonomi syariah di Indonesia masih tertinggal jauh dibanding potensinya.
“Literasi ekonomi syariah kita masih rendah, dan tingkat inklusi bahkan lebih rendah. Banyak yang sudah tahu, tapi belum benar-benar menggunakan. Kita punya aset perbankan syariah yang besar, tapi manfaatnya belum dirasakan luas," kata Eko.
Eko menekankan pentingnya melibatkan masyarakat, khususnya generasi muda, dalam ekosistem ekonomi berbasis syariah.
Menurutnya, mereka lebih adaptif terhadap digitalisasi, memiliki kesadaran lingkungan, dan bisa menjadi agen perubahan menuju value-based economy.
“Transformasi ekonomi ke depan sangat tergantung pada partisipasi generasi muda. Mereka ini digital-minded, ESG-minded, dan harus dilibatkan dalam sektor seperti farmasi halal, pendidikan, dan kesehatan," jelasnya.
Perwakilan Harvest Advisors, Andrew Tan mengungkapkan antusiasmenya terhadap kemitraan strategis dengan PBNU. Ia melihat Indonesia sebagai frontier berikutnya dalam pengembangan investasi syariah yang etis dan inklusif.
"Kemitraan kami dengan PBNU bertujuan menyelaraskan aliran modal dengan prinsip syariah, sekaligus membangun skema investasi yang mendukung kemaslahatan masyarakat luas," ujar Andrew.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi antara inovasi teknologi, kepatuhan syariah, dan kebijakan publik untuk menciptakan ekosistem investasi syariah yang kompetitif secara global.
FGD ini menghasilkan empat fokus strategis yakni (1) pengembangan produk syariah berbasis kecerdasan buatan, (2) penguatan industri farmasi halal, (3) pemberdayaan pemuda melalui vokasi, dan (4) integrasi investasi ke dalam sistem keuangan sosial seperti zakat dan wakaf.
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
3
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
4
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
5
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
6
Khutbah Jumat: Jagalah Alam, Jangan Malah Merusaknya
Terkini
Lihat Semua