Nasional RISET BALITBANG KEMENAG

Penelitian Praktik Literasi Mahasiswa di 6 UIN Tahun 2018

Senin, 30 September 2019 | 23:15 WIB

Di tahun 2012, kita masyarakat Indonesia di kejutkan dengan hasil penelitian dari Programme for International Student Assessment (PISA) yang menyebutkan bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia menempati posisi terburuk kedua dari 65 negara yang disurvei. Empat tahun setelah penelitian PISA, tepatnya di tahun 2016, posisi budaya literasi bangsa Indonesia belum mengalami perubahan signifikan.
 
Sebab, berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Central Connecticut State University (CCSU) di New Britain, Conn, Amerika Serikat, Indonesia kembai menepati posisi juru kunci terkait persoalan literasi, bertengger di peringkat ke-60 dari 61 negara dalam The World’s Most Literate Nations.
 
Hasil penelitian dari kedua lembaga tersebut menunjukkan hal yang sangat miris, khususnya bagi bangsa Indonesia yang baru sadar bahwa budaya literasi masyarakat Indonesia sangatlah rendah. Perlu adanya upaya bersama yang terukur dan sistematis untuk membangkitkan kembali semangat literasi, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa yang merupakan generasi penerus bangsa Indonesia. Namun, bagaimana sebenarnya  kondisi dilapangkan, bagaimana cara atau praktik para pelajar dan mahasiswa dalam hal literasi? 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Agus Iswanto, Moch Lukluil Maknun, Mustolehudin,  Umi Masfiah, Subkhan Ridlo, Roch, dan Aris Hidayat dari Balai Litbang Agama (BLA) Semarang Jawa Tengah melakukan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi infrastruktur literasi dan pemanfaatannya oleh mahasiwa, serta pola praktik literasi mahasiswa.
 
Mereka melakukan penelitian di Universitas Islam Negeri (UIN) di enam wilayah kerja Balai Litbang Agama Semarang, yakni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Walisongo Semarang, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Mataram, dan UIN Antasari Banjarmasin. Pola praktik yang dilihat dalam penelitian ini terdiri dari sikap dan perilaku literasi, infrastruktur pendukung literasi dan pemanfaatannya serta komunitas-komunitas mahasiswa yang mempraktikan literasi dilingkungan kampus setempat. 

Agus dan lainnya merancang penelitian ini sebagai pendekatan kualitatif dengan desain studi multikasus. Mereka tidak bermaksud untuk melakukan generalisasi sebagaimana penelitian kuantitatif. Lebih dari itu, Agus dan kawan-kawannya bermaksud membangun pola praktik literasi dalam suatu konteks atau latar penelitian tertentu, yang hasil pola tersebut dapat digunakan sebagai replika  dan pelajaran (lesson learned) untuk kasus dengan latar atau konteks yang lain. 

Subyek penelitian yang mereka lakukan tahun 2018 tersebut adalah mahasiswa UIN di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Mataram, dan Banjarmasin. Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dipandang oleh mereka sebagai representasi mahasiswa di masing-masing jurusan atau program studi di setiap fakultas. Selain itu, mahasiswa-mahasiswa yang aktif di HMJ dapat dipandang sebagai model ideal untuk merumuskan pola praktik literasi. Karena itu, partisipan utama dalam penelitian mereka adalah para pengurus HMJ di setiap kampus.

Selain para pengurus HMJ, partisipan penelitian adalah mereka juga yang aktif di dalam komunitas-komunitas yang terkait dengan praktik literasi. Data dari partisipan dikumpulkan sebanyak mungkin hingga mencapai tingkat kejenuhan data (data saturation) dalam penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, diskusi kelompok terfokus (FGD), studi dokumen dan dilengkapi dengan online atau e-mail interview.
 
Penulis: Kifayatul Akhyar
Editor: Kendi Setiawan