Peningkatan Kualitas Madrasah Cegah Indonesia Jadi Negara Sekuler
NU Online · Jumat, 9 Oktober 2015 | 13:59 WIB
Tangsel, NU Online
Pendidikan agama tidak dipungkiri menjadi salah satu benteng penting dan bisa diandalkan dalam menyambut modernitas global. Karenanya, diperlukan langkah nyata dalam peningkatan kualitas pendidikan agama, salah satunya dengan meningkatkan standar kompetensi lulusan peserta didik.
<>
Pesan ini disampaikan Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin kepada para Kepala Seksi Kurikulum (Kasi) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi dan para guru madrasah. Menurutnya, jajaran Ditjen Pendidikan Islam dari pusat sampai daerah harus benar-benar serius dalam memperhatikan peningkatan kualitas pendidikan agama sehingga di masa mendatang Indonesia tidak terjebak menjadi negara sekuler. Demikian dilansir oleh situs kemenag.go.id.
“Karena ini akan sangat menentukan dan tercetaknya generasi Indonesia ke depan,” katanya di Hotel Grand Zuri BSD City, Rabu (07/10).
Jadi Indonesia hari ini, lanjut Dirjen, sesungguhnya menaruh harapan besar dari madrasah. Sebab, jika Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) tidak mencetak pendidikan keagamaan Islam yang bermutu, maka Indonesia bisa menjadi negara sukuler.
Kamaruddin memandang madrasah sebagai salah satu benteng pertahanan pendidikan agama yang bisa diandalkan.
“Kita tidak bisa berharap dari sekolah, hanya belajar agama selama dua jam satu minggu. Sementara 66 juta anak-anak itu disekolahkan di sana, mereka akan mampunyai pengalaman pendidikan agama yang sangat standar,” paparnya
Menurutnya, suka tidak suka, tren globalisasi akan terus menancapkan pengaruhnya dan bersamaan dengan itu, madrasah dan pesantren menjadi salah satu harapan.
“Jika dua lembaga ini berhasil memberikan pendidakan bermutu dan berkualitas maka generasi Indonesia bisa bertahan,” terangnya.
Di hadapan para Kasi dan guru yang hadir, Dirjen mengimbau agar mereka dapat melakukan evaluasi pelajaran agama yang salama ini dihadirkan kepada anak-anak madrasah. Ia berharap, jangan sampai apa yang selama ini diberikan hanya sekadar pemahaman yang bersifat koginitif saja.
“Tapi juga bagaimana (pelajaran) agama mampu membentuk karakter, sebagai instrumen transformatif, bisa merubah dan membentuk perilaku anak-anak kita. Memperkuat kesalehan di sisi lain, dan bisa menjadi instrumen perekat sosial, dalam artian bahwa ajaran tentang kerukunan toleransi dan menghargai perbedaaan itu juga harus diajarkan,” pungkasnya. Red: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
2
DPR Ketok Palu, BP Haji Kini Sah Jadi Kementerian
3
Penerapan Sumpah dan Bukti di Pengadilan Islam: Studi Qasamah dalam Kasus Pembunuhan
4
Wajib Selektif! Ini Tips Islam Memilih Calon Pasangan Hidup yang Tepat dan Berkah
5
DPR-Pemerintah Sepakati RUU Haji dan Umrah Dibawa ke Paripurna untuk Disahkan
6
Gus Faiz Sampaikan Cara Rayakan Bulan Lahir Nabi Muhammad
Terkini
Lihat Semua