Pepali Ki Ageng Selo dan Makna Sufistik di Dalamnya
NU Online · Sabtu, 12 Oktober 2019 | 23:00 WIB
Penelitian Rima tersebut, menghasilkan sutu temuan penting tentang perkembangan tasawuf di Nusantara yang sudah lama mengakar sejak abad ke-16. Hasil temuan-temuan tersebut Rima tuliskan dalam satu artikel utuh berjudul Corak Ajaran Tasawuf dalam Pêpali Ki Agêng Selo Ditinjau dari Perspektif Hermeneutik Friedrich Daniel Ernst Schleiermacher.
Â
Â
Setelah membahas tentang perbuatan-perbuatan buruk yang harus dihindari, dalam pupuh kedua Ki Ageng Selo membahas tentang etika hidup manusia. Ajaran ini dikenal dengan sebutan jalma patrap yaitu sikp manusia yang beretika, bersikap santun dan menghargai orang lain. Di bagian ini, sebut Rima, Ki Ageng Selo menjelaskan inti hidup manusia adalah memberi berkah dan manfaat bagi semua orang.
Â
Â
Bagian kedua, Asmaradhana. Rima mengungkapkan dalam pupuh pertama, menjelaskan tentang hakikat kebahagiaan. Menurut Ki Ageng Selo, kebahagiaan bukan hanya pada milik pribadi, tetapi bahagia bersama dengan semua manusia. Pembahasan ini berlanjut pada pupuh kedua yang menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan kedamaian hati. Dari dua pupuh tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa hakikat kebahagiaan terletak pada ketenangan hati. Bukan pada jabatan, harta, dan tahta sebagaiaman yang telah dibahas di pamungkas 'Bab' Dandhanggula.
Selanjutnya, dalam pupuh ketiga, Ki Ageng Selo menjelaskan tentang jalan kembali menuju Tuhan melalui syariat dan berakhir pada memahami hakikat Tuhan. Ilmu syariat sebagai awal dari jalan memahami Tuhan sampai nanti meningkat pada level hakikat. Sedang hakikat merupakan ilmu sejati.
Â
Bagian terakhir dari Asmaradhana adalah pembahasan tentang relasi manusia dengan Tuhan. Pembahasan ini terdapat pada pupuh keenam sampai dengan pupuh kesepuluh. Dalam pupuh-pupuh tersebut Ki Ageng Selo menuturkan bahwa manusia tidak memiliki kekuatan apa-apa tanpa adanya kekuasaan Tuhan. Oleh karenanya, manusia harus selalu ingat kepada Tuhan baik dalam kebahagiaan ataupun dalam kesedihan. Termasuk dari bagian mengingat Tuhan adalah adalah dengan cara berdoa. Sebagai salah satu manfaat besar dari doa, manusia akan dimudahkan untuk menggapai cita-citanya.
Â
Terpopuler
1
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
2
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
5
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
Terkini
Lihat Semua