Nasional

Pesan Pergunu dalam Peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan Indonesia

Kamis, 17 Agustus 2023 | 20:30 WIB

Pesan Pergunu dalam Peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan Indonesia

Ketua Pergunu Heri Kuswara berpesan, HUT Ke-78 Kemerdekaan Indonesia wajib dijadikan inspirasi generasi muda meneruskan perjuangan pendiri bangsa (Foto: dok Pergunu)

Jakarta, NU Online    
Ketua Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) Heri Kuswara berpesan bahwa Hari Ulang Tahun Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini wajib dijadikan sebagai inspirasi dan motivasi oleh generasi muda khususnya peserta didik untuk meneruskan estafet perjuangan para pendiri bangsa. Caranya ialah dengan membekali diri dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan.


"Dengan senantiasa giat belajar membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan baik hard skill maupun soft skill dilandasi dengan nilai-nilai agama dan budaya bangsa," kata Heri kepada NU Online pada Kamis (17/8/2023).


Heri menjelaskan bahwa usaha pemerintah dalam bidang pendidikan perlu diapresiasi. Namun, ia juga memberi catatan perlunya perbaikan mengingat hingga saat ini masih banyak sekolah dengan biaya mahal, kekerasan terhadap peserta didik, guru belum sejahtera dan lainnya. Hal itu, menurutnya, pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya merdeka.  

 

"Ikhtiar keras dari pemerintah dalam bidang pendidikan perlu diapresiasi. Namun, potret pendidikan saat ini seperti biaya sekolah yang mahal, kehidupan guru terutama guru swasta di daerah masih banyak yang belum sejahtera, komersialisasi pendidikan masih terjadi, kekerasan terhadap guru, dan yang lainnya. Menurut saya, dunia pendidikan belum merdeka sepenuhnya," tegas Heri.

 

Lebih lanjut, Heri menyampaikan bahwa merujuk pada cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat, pendidikan yang menjadi salah satu program prioritas pemerintah belum dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh rakyat Indonesia. Hal ini terlihat dari masih banyaknya generasi bangsa yang berpendidikan formal rendah. 


"Ketidakmampuan orang tua untuk menyekolahkan ke tingkat sekolah menengah atas dan terutama ke perguruan tinggi. Tentu cita-cita kemerdekaan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa belum dapat dilaksanakan secara menyeluruh," ujar lulusan Doktoral Uninus Bandung itu.


Heri mengingatkan bahwa dunia pendidikan adalah dunia mulia. Oleh karena kemuliaannya maka pendidikan dilarang mahal dan wajib untuk semua lapisan masyarakat. Pendidikan yang dapat memberikan kesejahteraan bagi guru dan peserta didik sekaligus dapat menanamkan kecintaannya kepada tanah air.


"Pendidikan wajib mensejahterakan guru atau pendidik, selain wajib cerdas dan kreatif, pendidikan juga harus mewujudkan peserta didik mempunyai jiwa nasionalisme dan patriotisme yang kuat dan militan terhadap negara. Sehingga lahir generasi yang senantiasa membumikan budaya luhur bangsa," ungkapnya.