Nasional

Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN

NU Online  ·  Senin, 7 Juli 2025 | 18:00 WIB

Rais Aam PBNU: Para Ulama Tarekat di NU Ada di JATMAN

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar saat memberikan sambutan dalam Pelantikan dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Idarah ‘Aliyyah JATMAN di Pondok saat Pesantren An-Nawawi, Berjan, Purworejo, Jawa tengah pada Senin (7/7/2025). (Foto: dok. NU Online)

Purworejo, NU Online

Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menekankan bahwa para ulama yang ahli dalam ilmu tarekat di lingkungan Nahdlatul Ulama, berada di JATMAN yang tidak boleh dipandang remeh.


Hal tersebut ia sampaikan dalam Pelantikan dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Idarah ‘Aliyyah JATMAN di Pondok Pesantren An-Nawawi, Berjan, Purworejo, Jawa tengah pada Senin (7/7/2025).


“Jangan anggap remeh JATMAN ini, karena isi dan ajarannya ketasawufan, jadi pembersihan hati dan selalu mendidik spiritual. Disamping tidak lupa juga, pendidikan yang zhahiriyah dan spiritualitas menjadi perhatian yang sangat tinggi,” ungkapnya.


“Dan lahirlah orang-orang yang bukan hanya benar tapi pintar, jadi lahirlah pintar dan bener, itulah yang ada di JATMAN ini,” lanjut Kiai Miftachul.


Ia mengajak kepada seluruh warga NU untuk giat belajar ilmu tarekat kepada ahlinya yaitu JATMAN.


Menurutnya, dengan belajar ilmu tarekat tidak hanya memperkuat spiritualitas, tetapi menjadi sarana pembersihan hati dan peneguhan akidah serta akhlak dalam kehidupan sehari-hari.


“Saya senang sekali kalau pengurus NU, semua warga NU itu (belajar) berthariqoh, sangat senang sekali,” ujarnya.


Kiai Miftachul menyampaikan bahwa ilmu tarekat yang warga NU pelajari yaitu thariqoh ikhtilafiyah atau yang sering dipelajari oleh jamiyyah Nahdlatul Ulama maupun thariqoh turunan ikhtilafiyah, seperti thariqoh dzikriyah.


“Baik, dzikirnya, rawatib-rawatibnya, tetapi juga ada thariqoh yang bentuknya secara taqdiri (bimbingan langsung kepada guru), ta’lim (pengajaran), dan sebagainya,” ucapnya.


“Kalau semua warga NU itu berthariqoh, itu keinginan kita semua,” sambung Kiai Miftachul.


Ia berharap dengan terlantiknya kepengurusan JATMAN masa khidmah 2025-2030 dapat membantu menyelesaikan permasalahan umat yang ada di tengah-tengah masyarakat.


“Harapan PBNU pada JATMAN yang baru dilantik, semoga mengambil atau mewakili PBNU untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah mungkin tidak bisa dilakukan sendiri oleh PBNU, baik di pusat maupun di daerah, bahkan di tengah masyarakat. Apalagi beliau-beliau (pengurus JATMAN) ini sudah menjadi tauladan bagi masyarakat, ini harapan kami (PBNU),” pintanya.


Menurutnya, banyak ulama hebat terdapat di JATMAN. Ia mencontohkan bahwa para muassis NU seperti Syekh Nawawi al-Bantani, Syekh Kholil Bangkalan, dan KH Hasyim Asy’ari, telah memberikan landasan dan isyarat kuat terhadap pentingnya tarekat dan tasawuf dalam perjalanan NU.


“Ini bangga dengan NU, dengan JATMAN, dengan semuanya, mudah-mudahan Indonesia selamat,” pungkas Kiai Miftachul.