Nasional

Rais NU Jateng Ajak FKUB Jaga Keutuhan Bangsa 

Sabtu, 11 Januari 2020 | 12:15 WIB

Rais NU Jateng Ajak FKUB Jaga Keutuhan Bangsa 

KH Ubaidillah Shodaqoh menerima pimpinan FKUB di kantor PWNU Jawa Tengah. (Foto: NU Online/A Rifqi H)

Semarang, NU Online
Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Jawa Tengah (Jateng) melakukan kunjungan ke berbagai organisasi kemasyarakatan (Ormas) keagamaan serta berbagai elemen keagamaan dan penghayat. 
 
"FKUB Jateng memang memiliki agenda anjang sana rutin ke berbagai tokoh Ormas keagamaan, terbaru pada minggu lalu ke Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama atau PWNU Jateng," kata KH Taslim Sahlan, di Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Sampangan, Gajahmungkur, Kota Semarang, Sabtu (11/1).
 
Ketua FKUB Jateng ini mengaku, saat itu rombongan bisa bertemu langsung dengan Rais PWNU Jateng, KH Ubaidillah Shodaqoh (Kiai Ubaid).
 
"Alhamdulillah bisa ketemu Kiai Ubaid dan mendengar langsung pendapat serta masukan beliau untuk FKUB," ujarnya.
 
Kiai Ubaid menyambut baik kedatangannya bersama rombongan.
 
“Selain berterima kasih atas kehadiran kawan-kawan dari lintas Agama FKUB Jateng, beliau juga menegaskan, NU sudah sangat terbiasa dan terbuka dalam bersahabat dengan kawan-kawan lintas agama. Dan NU sangat terbuka, tidak ada sekat yang menghalangi komunikasi, silaturahim antara NU dan semua umat beragama," kata Taslim menirukan pesan Kiai Ubaid.
 
Menurut salah seorang pengasuh Pesantren Al-Itqoon Bugen itu, semua pihak dengan berbagai latar agama dan keyakinan memiliki tanggung jawab yang sama dalam menjaga dan memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
"Pesan utamanya ya itu, tugas dan tanggung jawab menjaga keutuhan negara ini adalah tugas bersama," bebernya. 
 
Ia melanjutkan pesan Kiai Ubaid, toleransi yang dibangun NU selama ini merupakan komitmen untuk bersama-sama meneguhkan kebangsaan. 
 
“Kita harus terus saling menghormati, berdialog dan membangun sinergi,” katanya menirukan.
 
Tak hanya dalam kapasitas sebagai Rais PWNU Jateng. Kiai Ubaid juga mengatakan sudah terbiasa bertemu orang dengan berbagai macam latar belakang maupun agama.
 
"Secara pribadi, beliau juga sudah terbiasa bergumul dan berinteraksi dengan kawan-kawan beda agama. Bahkan sejak sekolah menengah juga sangat terbiasa bergaul dengan kawan-kawan lintas agama. Jadi tidak ada masalah," terangnya.
 
Silaturahim dilaksanakan di kantor PWNU Jateng dengan diikuti beberapa tokoh lintas agama, di antaranya Koordinator Pelita (Persaudaraan Lintas Agama), Setiawan, Romo Didik dari Katholik, Pendeta Wahyudi dari Kristen, WS Andik dari Konghuchu. Hadir pula dari aliran pengahayat Dwi Sri Utami, dari Hindu diwakili Komang.
 
Atas sambutan tersebut, Kiai Taslim mengaku senang dengan perjumpaan lintas agama seperti itu. Menurutnya, pertemuan bernilai sangat strategis demi keberlangsungan dan keutuhan negara.
 
"Ini tidak sekadar bermakna formalitas. Tapi sungguh merupakan bagian dari ikhtiar untuk merawat dan meneguhkan kerukunan umat beragama secara nyata," tegasnya.
 
Kiai Taslim bahkan menyebut keterbukaan pimpinan tertinggi NU di Jateng merupakan teladan penting dalam memantik tumbuhnya kedewasaan beragama, moderasi beragama dan saling memuliakan.
 
"Silaturahim juga menjadi bukti bahwa agama mampu menjadi perekat, bukan penyekat. Agama harus berfungsi untuk merangkul, bukan untuk memukul,” jelasnya.
 
Terpisah, hal senada diungkapkan Ws Andik. Dirinya mengaku mendapatkan ilmu dan wawasan tambahan tentang huhungan agama dengan negara dari sosok kiai Pesantren Tologosari Wetan Pedurungan tersebut.
 
"Setelah hampir dua minggu absen di kegiatan lintas agama, kami bisa belajar banyak dari pak kiai dan sedulur lintas iman, sedulur dalam kemanusiaan, sedulur bangsa Indonesia," pungkasnya. 
 
 
Kontributor: A Rifqi H
Editor: Ibnu Nawawi