Nasional

Sempat Tertunda, MTQ Jabar yang Berdurasi Singkat Digelar tanpa Keramaian

Sabtu, 5 September 2020 | 00:15 WIB

Sempat Tertunda, MTQ Jabar yang Berdurasi Singkat Digelar tanpa Keramaian

Pembukaan MTQ Jabar dilakukan secara sederhana dengan undangan terbatas di depan kantor Sekretariat Daerah Subang pada Jumat (4/9) malam.

Subang, NU Online

Tak seperti biasanya, gelaran Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Jawa Barat Ke-36 Tahun 2020 tidak diawali dengan pawai kafilah dari seluruh kabupaten dan kota. Pembukaan pun dilakukan secara sederhana dengan undangan terbatas di depan kantor Sekretariat Daerah Subang pada Jumat (4/9) malam.


Adapun peserta hanya melihatnya dari siaran langsung Humas Jabar dan Lembaga Pembinaan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Jawa Barat melalui kanal Youtube-nya.


Dalam sambutan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil pun mengingatkan seluruh pihak yang terlibat agar tetap menjaga diri agar tidak tertular virus Covid-19 yang masih beredar di tengah masyarakat dengan menerapkan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Lalu, hal itu juga diteruskan dengan tracing, testing, dan isolasi.


Protokol kesehatan pun diterapkan secara ketat pada semua arena MTQ hingga pada penginapannya. Kafilah Kabupaten Cirebon, misalnya, yang di hari kedua langsung memulangkan sebagian pesertanya yang sudah tampil di babak penyisihan.


“Yang sudah tampil, segera pulang sembari menunggu pengumuman masuk final karena tidak diperbolehkan adanya keramaian,” kata Jamal, salah satu petugas dari Kabupaten Cirebon (Cirebon Official), kepada para peserta di penginapannya di daerah Kalijati, Subang.


Penerapan ketat protokol kesehatan juga tampak di arena MTQ. Dalam pantauan NU Online atas penampilan MTQ Cabang Tilawah Dewasa di aula sekretariat daerah, panitia tampak menunggu di depan pintu. Ia pun menembakkan thermogun ke dahi setiap pengunjung guna mengetahui suhu tubuh mereka. Setelah itu, petugas langsung berpesan agar di dalam aula pun tidak boleh berkerumun sembari memberikan cairan pembersih tangan.


Hj Yeni Rosnaeni, salah satu pembina peserta tilawah, mengaku sempat tidak diperkenankan masuk karena suhu tubuhnya yang di atas 37 derajat. Petugas memintanya istirahat sebentar, memberi waktu untuknya menurunkan suhu tubuhnya. Setelah beberapa menit, ia kembali diukur suhu tubuhnya dengan thermogun tersebut dan kembali berada di bawah 37 derajat sehingga baru dipersilakan masuk ke arena.


Di dalam arena, tampak tempat duduk dewan juri juga dibuat berjarak. Masing-masing dewan juri duduk dan mencatat nilai kontestan di meja yang berbeda. Hal demikian juga tampak pada MTQ cabang Tafsir, cabang Musabaqah Syarhil Qur’an (MSQ), dan lain-lain.


Di samping itu, MTQ cabang Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an (KTIQ) juga memperpendek waktu perlombaan. Biasanya, lomba ini dimulai sejak pukul 08.00 pagi hingga pukul 16.00 sore atau sekitar delapan jam.


Ketua Dewan Hakim KTIQ H Agus Ahmad Syafei menyampaikan perlombaan diperpendek hingga pukul 13.30 sehingga praktis pengerjaan penulisan pun hanya berdurasi sekitar enam jam karena dipotong persiapan awal sekitar setengah jam.


Sementara itu, pantauan NU Online di arena Musabaqah Khattil Qur’an (MKQ) atau Kaligrafi di Gelanggang Olah Raga juga menyediakan dua wastafel. Satu di antaranya sengaja dirancang khusus untuk pencegahan Covid-19. Cara mengalirkan air dan sabun pada wastafel tersebut dilakukan dengan menginjak pedal di bawahnya sehingga tidak ada kontak tangan.


Tidak cukup itu, ambulan pun senantiasa berjaga pada setiap arena sehingga memudahkan tindakan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Polisi, tentara, dan Satpol PP juga turut berjaga di setiap arena.


Para peserta, panitia, dan pengunjung dengan tertib mengenakan masker. Beberapa di antaranya juga mengenakan face shield guna menghindarkan bagian wajah dari cairan yang mungkin mengenainya.


Spanduk imbauan penerapan protokol kesehatan juga terpampang di mana-mana. Spanduk tidak hanya beredar pada arena MTQ, tetapi juga pada tempat penginapan dan tempat-tempat strategis lainnya.


Adapun beberapa provinsi lain menunda pagelaran MTQ karena Covid-19. Provinsi Jabar juga sempat menunda MTQ selama beberapa bulan sebelum akhirnya memutuskan untuk menyelenggarakannya dengan protokol kesehatan. Sedangkan pagelaran MTQ di Papua Barat diselenggarakan secara daring melalui aplikasi ruang virtual.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Alhafiz Kurniawan