Nasional

Temu Penggerak Media Pesantren, Upaya Sebarkan Islam Ramah

Sabtu, 28 September 2019 | 16:00 WIB

Temu Penggerak Media Pesantren, Upaya Sebarkan Islam Ramah

Ubaidillah menyampaikan materi Pengembangan Website pada Temu Penggerak Media Pesantren (Foto: NU Online)

Bogor, NU Online
Media online kini marak digunakan sebagai salah satu sumber informasi, pembelajaran, serta alat penyebaran pesan keagamaan. Karenanya, di era media sosial seperti saat ini menjadi momentum yang tepat bagi jurnalistik pesantren untuk tampil ke permukaan dengan jangkauan yang tidak terbatas.
 
Hal ini menjadi ikhtiar bagi Pusat Studi Pesantren (PSP) untuk mengajak para pengelola media pesantren bersinergi dan merapatkan barisan guna menyebarkan Islam rahmatan lil alamin dan khazanah-khazanah yang dimiliki pesantren. 
 
Pendiri PSP, Achmad Ubaidillah, saat membuka kegiatan Temu Penggerak Media Pesantren dengan tema Jihad Menangkal Radikalisme dan Terorisme di Hotel Cikopo, Bogor, Jawa Barat, Kamis (26/9), menjelaskan bahwa pertemuan penting ini, dilakukan guna membentuk suatu sindikasi penggerak media pesantren sehingga tersimpul jejaringnya.
 
"Forum pertemuan penggerak media ini baik dalam penguatan dan membuat sindikasi bagi kita semua," katanya.

Lebih lanjut, Direktur Iqra.id ini tidak ingin pertemuan yang dibuat oleh lembaganya itu hanya berakhir begitu saja dan cepat berlalu. Pertemuan semacam ini seharusnya menjadi momen untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman pengelolaan media pesantren masing-masing demi kebaikan bersama ke depannya. 

"Saat ini bukan lagi era kompetisi tapi hari ini dunia sudah masuk pada era kolaborasi, sehingga butuh kerja sama satu dengan yang lainnya. Mari kita tuangkan semangat kolaborasi ini," pintanya kepada seluruh peserta dalam forum yang bakal dihelat hingga Ahad (29/9).

Pria yang menamatkan studinya pada program Sastra Rusia ini meyakini bahwa setiap pesantren memiliki potensi besar yang harus dikelola dengan baik dengan kolaborasi. Setidaknya, setiap pesantren mempunyai kiai yang mumpuni dan memiliki otoritas tinggi dalam berbicara keagamaan. Namun, para kiai ini tak muncul sebagai sebuah patron dalam keagamaan mengingat intensitas kehadirannya di dunia digital kalah ketimbang penceramah yang lebih banyak muncul di jagat maya.

Oleh karena itu, melalui forum-forum demikian, ia berharap betul pesantren dengan pergerakannya masing-masing dapat lebih banyak hadir di dunia digital sehingga dakwah Islam moderat dalam rangka menangkal gerakan ekstremisme yang masih marak ini dapat berjalan maksimal.
 
Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 20 pesantren dari Jawa Barat, Jakarta, Banten, dan Yogyakarta. Beberapa narasumber yang hadir yakni pengamat media sosial, Savic Ali; Redaktur Keislaman NU Online, Mahbib Khoiron, Sinematografi Harinugroho; dan analis website, Ubaidillah. Berbagai materi juga disajikan seperti Peta Media Islam di Indonesia, Khazanah Konten Keislaman, Manajemen dan Branding Media, serta Konten Video.
 
Editor: Kendi Setiawan