Nasional

Terinspirasi Putri Gus Mus, Kader Fatayat NU Lelang 41 Barang Kesayangan

Sabtu, 18 April 2020 | 12:45 WIB

Terinspirasi Putri Gus Mus, Kader Fatayat NU Lelang 41 Barang Kesayangan

Maghfiroh Abdullah Malik, melelang barang kesayangannya. Hasil lelang ini disumbangkan Firoh untuk kepentingan sosial. (Foto: dok pribadi Maghfiroh)

Jakarta, NU Online
Gerakan lelang yang dipelopori putri sulung Gus Mus, Ienas Tsuroiya, beberapa waktu lalu yang masih berlanjut hingga hari ini, menginspirasi kader Fatayat Nahdlatul Ulama, Hijroatul Maghfiroh. Melalui akun Facebook-nya, Maghfiroh Abdullah Malik menjual 41 barang kesayangannya.
 
"Dengan memberikan beberapa barang ‘berharga’ ku yang hasilnya tak seberapa disumbangkan untuk kas Ancab Fatayat NU. Saat itu, aku bahkan sudah matur ke Ketua, Mbak Nyai Durrotul Ma'munah. Beliau lalu menunjuk sahabat Umi Saadah sebagai PJ," ujar Firoh.
 
Firoh, sapaan akrabnya, mengatakan bahwa beberapa bulan sebelum Covid-19 menghantam mundur kita semua untuk tetap di rumah saja, ia telah berencana meramaikan bazar harlah Fatayat NU yang diinisiasi Pimpinan Anak Cabang Fatayat Nahdlatul Ulama Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

 
 
Namun, lanjut dia, sejak ada surat instruksi dari PP Fatayat NU yang melarang kegiatan pengajian termasuk Fatayatan, maka rangkaian harlah termasuk bazar pun ditiadakan. Daripada barang-barang yang ia niatkan untuk disumbangkan ngamprak, ia pun memberanikan diri menjual barang-barang yang ia punya.
 
"Mungkin tidak berharga. Tapi, bernilai karena memiliki sejarah tersendiri. Ini  mau bilang terinspirasi Mbak Ienas Tsuroiya, tapi bukan maqom-ku. Jadi, ini terinspirasi Mbak Roziqoh Sukardi, Ketua PCFNU Cirebon yang menggelar lelang barang-barang pengurus Fatayat untuk tanggap Covid-19," ungkap Firoh.
 
Menurut Koordinator Bidang Ekonomi PP Fatayat NU ini, dari 41 produk yang ia lelang, ada beberapa yang ditanya warganet. Dari keseluruhan barang yang ia lelang, yang banyak ditanya adalah tas ransel suaminya.
 
"Ada beberapa penanya ada yang membuatku terharu. Jadi, ada yang mau karena tas kerjanya sudah rusak. ada yang untuk adiknya kuliah. Ada yang untuk anaknya biar semangat kuliah tinggi kayak Mas Malik, suamiku. Ada yg pengen beli aja biar bisa PhD," papar Firoh.
 
Manager Program Lingkungan dan Perubahan Iklim LPBINU ini menambahkan, selain di Facebook, ada sejumlah barang lain khusus untuk PAC Fatayat NU Wanasari yang harganya sangat terjangkau.
 
"Ya, di bawah 50 ribu jualnya. Tapi ini khusus di grup WhatsApp PAC Wanasari dan Alumni IPPNU Brebes. Jadi, semua produk ada seratusan," ungkapnya.
 
Saat ditanya total pendapatan lelang,  ia mengaku tidak menggunakan sistem lelang sebenarnya seperti disarankan putri Gus Mus, Ienas Tsuroiya. Sebab, ia ingin tidak hanya berdonasi untuk Covid-19. Namun, juga donasi berbagi bahagia untuk semua yang menginginkan barang-barang miliknya dengan harga terjangkau.
 
"Biasanya aku gratiskan. Setiap Ramadhan ada khataman Qur’an di rumah dengan sepupu-sepupu. Setelah itu, bagi-bagi barang-barangku. Nah, kali ini aku izin mereka untuk mengurangi jatah mereka. Mereka pun bahagia karena memang ini semua untuk amal," tandasnya.
 
Hasil penjualan ini, lanjut dia, sepenuhnya diserahkan kepada PAC Fatayat NU Wanasari dan diperuntukkan bagi kegiatan kemanusiaan Covid-19. "Netizen boleh nawar kok kalau sekira kemahalan. Atau justru menambah harga jika ingin berdonasi lebih. Insyaallah barang sudah disortir tidak memiliki cacat," tegas Firoh.
 
 
Perempuan yang mempunyai program Pesantren Hijau ini mengaku gembira lantaran banyak yang turut serta dalam lelang yang ia gagas. Tak hanya dari dalam negeri, peserta lelang juga datang dari mancanegara.
 
"Antara lain dari Perth Australia, Malaka-Malaysia, dan dua orang dari Amerika. Satu senior Muhammadiyah yang membeli sarung cap. Kata dia, biar bisa ketularan bisa ziarah sama suaminya kelak," terangnya.
 
Empat puluh satu barang itu antara lain sepatu, baju, sarung batik, hingga tas. Barang-barang itu ia beli di sejumlah negara seperti Korea, Thailand, Inggris, Belanda, dan Mexiko. Kesemuanya memiliki nilai sejarah seperti digunakan untuk bertemu Menlu RI, artis berkelas dunia, hingga menghadiri acara dan bertemu Menteri Belia dan Sukan (Menpora) Malaysia.  
 
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan