Nasional PARENTING

Tips Berkomunikasi dengan Suami dan Anak Laki-laki

Rabu, 23 Juni 2021 | 09:45 WIB

Tips Berkomunikasi dengan Suami dan Anak Laki-laki

Pada sepuluh menit pertama hendaknya para perempuan menahan keinginannya untuk berbicara atau sekadar bertanya sekali pun. Karena pada saat-saat itu adalah waktu yang berisiko.

Jakarta, NU Online

Konselor Keluarga, dr Aisyah Dahlan Hussein berbagi seni komunikasi dengan suami dan anak lelaki agar terhindar dari selisih paham. Ia menyampaikan bahwa dalam rumah tangga terdapat hal penting untuk diketahui. Di antaranya soal perbedaan hormonal serta orientasi pemikiran laki-laki dan perempuan yang sering mempengaruhi sikap dan tingkah laku keduanya.


Perbedaan hormonal yang dimaksud Aisyah adalah kelebihan Hormon Estrogen pada perempuan yang menjadi salah satu alasan perubahan emosi pada perempuan dapat berubah-ubah dalam waktu yang relatif singkat.


Perempuan juga cenderung lebih sering tersenyum daripada laki-laki. Hormon inilah yang membuat ekspresi wajah berlanjut untuk mencerminkan emosi dan terkadang tanpa sengaja membesar-besarkan ekspresi tersebut.


“Perempuan ini kalau kita menyimak sesuatu dalam waktu sepuluh detik raut mukanya bisa enam kali berubah-ubah,” kata Aisyah saat mengisi Seminar Parenting Keluarga diakses NU Online, Rabu (23/6).


Padahal jika dilihat melalui struktur otot wajah, respons emosi laki-laki lebih cepat dibandingkan perempuan setelah merasakan emosi. Namun karena Hormon Testosteron pada laki-laki sejak awal terlatih menyembunyikan emosi, jadi wajahnya cenderung datar.


“Makanya kalau ngomong dengan laki-laki di sepuluh menit pertama apapun perasaannya mukanya tetap sama, datar,” terang Peraih Penghargaan SHE CAN AWARD ini.


Oleh karena itu, Aisyah menyarankan pada sepuluh menit pertama hendaknya para perempuan menahan keinginannya untuk berbicara atau sekadar bertanya sekali pun. Karena pada saat-saat itu adalah waktu yang berisiko.


“Dari sepuluh menit pertama laki-laki tidak bisa diajak bicara panjang lebar, cukup disambut tidak lebih dari sepuluh kata. Misalnya, eh ayah sudah pulang,” tutur Pembina Yayasan Sahabat Rekan Sebaya (SRS) ini.


Hal itu dilakukan untuk menjaga kenyamanan kedua belah pihak, sebab kadangkala pertengkaran timbul lewat hal-hal sepele yang tidak disadari. Sikap diam laki-laki, menurut Aisyah, tidak lain dari rasa tanggung jawab yang dipikulnya sehingga sudah sepatutnya perempuan sebagai seorang istri memberikan waktu luang suami untuk beristirahat.


“Biasanya ketika laki-laki sudah cukup waktu untuk menaruh barang, otaknya itu melihat sekitar rumahnya kanan kiri karena laki-laki kan tugasnya menjaga keamanan,” ungkap Aisyah.


Kontributor: Syifa Arrahmah

Editor: Fathoni Ahmad