Tips Menyusun Rilis Pers bagi Lembaga Filantropi yang Siap Dimuat Media
NU Online · Jumat, 8 Agustus 2025 | 09:30 WIB
Kendi Setiawan
Penulis
Jakarta, NU Online
Rilis pers (press release) menjadi salah satu sarana penting bagi lembaga filantropi untuk menyebarkan informasi terkait kegiatan, rencana program, kebijakan, maupun capaian lembaga. Hubungan yang baik antara lembaga filantropi dan media dapat terjalin secara saling menguntungkan. Lembaga filantropi memerlukan media sebagai saluran pemberitaan, sementara media memerlukan materi berita yang relevan.
Meski demikian, lembaga filantropi perlu memahami bahwa media memiliki kebijakan redaksional yang harus dihormati. Artinya, lembaga filantropi tidak boleh memposisikan media sebagai humas tambahan.
Redaktur Eksekutif NU Online, H Mahbib Khoiron, menegaskan bahwa dalam upaya menjaga independensi media, rilis pers tidak boleh dipaksakan untuk dimuat.
“Sebagian media itu akan menayangkan rilis pers yang dikirim. Tetapi mood-nya jadi tiba-tiba hilang itu gara-gara ditanyakan terus, misalnya: Mas, sudah dimuat belum? Kalau sudah dimuat tolong link-nya, ya. Itu sangat mengganggu,” kata Mahbib mencontohkan saat mengisi kegiatan Smart Amil bertema Teknik Menjalin Komunikasi dan Relasi dengan Jurnalis Media, akhir Juli 2025.
“Saya sebagai wartawan tidak nyaman dengan pertanya-pertanyaan seperti itu. Karena bagaimanapun media itu punya independensi untuk memuat dan tidak memuat,” imbuhnya dalam dokumen kegiatan yang diakses NU Online, Jumat (8/8/2025).
Mahbib menambahkan, desakan seperti itu hanya wajar dilakukan jika lembaga filantropi memang memiliki kerja sama advertorial dengan media.
“Kecuali memang ada konten-konten advertorial ya itu berbeda. Itu domain-nya bukan ke jurnalis sebenarnya. Jadi marketing atau advertising itu ranahnya divisi marketing dan advertising. Kanalnya pun biasanya khusus gitu bukan di pemberitaan tapi di advertorial,” ujarnya.
Menyusun rilis pers
Mahbib juga membagikan sejumlah tips menyusun rilis pers yang baik. Struktur dasar yang perlu diperhatikan di antaranya adalah judul yang informatif sesuai isi rilis, serta unsur-unsur 5W+1H yang lengkap, termasuk kutipan tokoh atau narasumber.
“Kutipan tokoh ini agar rilis pers yang kita kirimkan ke media itu otoritatif. Kutipan tokoh (dalam konteks lembaga filantropi NU Care-LAZISNU) ini ya bisa Direktur NU Care-LAZISNU atau Ketua LAZISNU, atau orang-orang yang kita anggap punya otoritas untuk ber-statement soal yang kita kirimkan itu,” beber Mahbiber
Selain itu, penting untuk menyertakan data konkret, seperti jumlah penerima manfaat, wilayah penerima, durasi program, dan informasi pendukung lainnya.
Tak kalah penting, pada bagian akhir rilis pers perlu dicantumkan kontak narahubung.
“Kontak narahubung ini sering dilupakan dalam rilis pers, padahal ini sangat penting karena ada data-data yang menurut mereka (media) belum lengkap. Ketika data itu belum lengkap, maka media harus bisa mengontak seorang narahubung. Ketika narahubung ini tidak kita cantumkan maka siaran pers itu akan ditinggalkan begitu saja gitu,” kata Mahbib mengingatkan.
Pentingnya database
Setelah rilis pers selesai disusun, lembaga filantropi dapat mengirimkannya ke media melalui alamat kontak yang tepat. Kontak utama biasanya berupa alamat email redaksi, kemudian nomor wartawan yang relevan.
Agar efektif, lembaga sebaiknya memiliki kontak wartawan yang menangani desk keagamaan atau filantropi.
“Jangan sampai menyimpan kontak wartawan yang keliru, karena tidak semua wartawan bertugas meliput kegiatan filantropi atau keagamaan. Ada wartawan politik, wartawan budaya, dan mungkin juga wartawan yang khusus di desk keagamaan atau filantropi. Nah, yang seperti inilah yang perlu dicari dan disimpan nomornya,” kata Mahbib.
Ia juga mengatakan bahwa database media ini juga perlu diperbarui secara berkala.
“Diusahakan juga agar database ini terus diperbarui sebab tahun ini seseorang masih menjadi wartawan desk filantropi, tetapi tahun berikutnya mungkin sudah tidak lagi bertugas di desk filantropi. Maka, pembaruan data menjadi sangat penting,” tegasnya.
Smart Amil merupakan agenda rutin NU Care-LAZISNU yang telah berlangsung sejak Ramadhan 1446 Hijriah. Kegiatan ini diikuti secara virtual oleh pengurus dan manajemen NU Care-LAZISNU dari seluruh Indonesia dan luar negeri.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meyongsong HUT RI dengan Syukur dan Karya Nyata
2
Khutbah Jumat: Menjadikan Aktivitas Bekerja sebagai Ibadah kepada Allah
3
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Agustus 2025, Senin-Kamis dan Ayyamul Bidh
4
Khutbah Jumat: Menjaga Kerukunan dan Kerja Sama Demi Kemajuan Bangsa
5
Khutbah Jumat: Dalam Sunyi dan Sepi, Allah Tetap Bersama Kita
6
Khutbah Jumat: Rawatlah Ibumu, Anugerah Dunia Akhirat Merindukanmu
Terkini
Lihat Semua