Waket Komisi XI DPR: Perlu Langkah Besar Tingkatkan Pemulihan Ekonomi
NU Online · Sabtu, 14 November 2020 | 05:15 WIB
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi. (Foto: dpr.go.id)
Muhammad Syakir NF
Penulis
Jakarta, NU Online
Wakil Ketua Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fathan Subchi mengapresiasi realisasi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang sampai hari ini telah mencapai 88 persen.
"Saya kira ini pencapaian yang patut disyukuri dalam pandemi Covid," ujar Fathan sebagaimana disampaikan melalui video yang diunggah di akun media sosialnya pada Kamis (12/11).
Meskipun demikian, anggota Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) ini memberikan catatan bahwa hal tersebut masih belum berdampak pada skala nasional.
"Walaupun dengan catatan juga, bahwa itu belum berimplikasi dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional," lanjutnya.
Terlebih data Badan Pusat Statistik yang disampaikan Presiden Joko Widodo, katanya, Pertumbuhan Ekonomi Nasional sudah mencapai -3,8 sampai -3,9 persen.
Pemerintah meminta pertumbuhan ekonomi nasional pada kwartal empat nanti mencapai paling tidak -1,5 atau bahkan -1 persen.
"Itu artinya apa, bahwa diperlukan langkah-langkah dan desain besar agar jurang resesi tidak terlalu dalam," ujarnya.
yang menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh sektor domestik seperti kebutuhan rumah tangga meliputi makan belanja atau sekedar travelling.
Oleh karena itu Pemulihan Ekonomi Nasional Rp1.000 Triliun menjadi bantalan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Pewarta: Syakir NF
Editor: Fathoni Ahmad
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
6
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
Terkini
Lihat Semua
