Pertanian

Di Tengah Pandemi Corona, Pertanian Berbasis Startup Naik Signifikan

Jumat, 10 April 2020 | 03:55 WIB

Di Tengah Pandemi Corona, Pertanian Berbasis Startup Naik Signifikan

Saat pandemi corona muncul di Indonesia, customer behaviour seketika berubah haluan dari yang biasanya menggunakan metode tradisional beralih ke dunia digital. (Foto: Kedai Sayur) 


Jakarta, NU Online
Imbauan pemerintah untuk berdiam diri di rumah selama pandemi Covid 19 justru berdampak positif pada startup pertanian berbasis teknologi aplikasi smartphone. Layanan tersebut merupakan pendekatan yang sangat jeli dari pelaku usaha untuk mempermudah layanan jasa pada konsumen.

Hal ini seperti yang diungkapkan Direktur Operasional Kedai Sayur Indonesia, Ahmad Supriyadi. Kata dia, pemberlakuan untuk tetap di rumah membuat pesanan pembelian produk pertanian di Kedai Sayur mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

"Walaupun permintaan dari market B2B seperti Hotel, Resto, Cafe, dan Catering mengalami penurunan, namun permintaan konsumen rumahan atau individu mengalami lonjakan tajam sehingga flow bisnis kami sekarang cendrung lebih fokus ke B2C," katanya, Jumat, (10/4).

Supriyadi menjelaskan, saat pandemi corona muncul di Indonesia, customer behaviour seketika berubah haluan dari yang biasanya menggunakan metode tradisional beralih ke dunia online. 

Beruntung, Supriyadi sudah merencanakan strategi ini jauh-jauh hari. Ia pun sudah melakukan analisa produk selama pandemi covid-19. Produk yang termasuk kategori high demand akan dipantau dari segi sourcing dan harga.

"Kami sudah mempersiapkan case by case untuk beberapa langkah kedepannya supaya interaksi online meningkat. Jadi ketika orang-orang khawatir untuk keluar, disitulah kami hadir menawarkan solusi," katanya.

"Sesuai dengan slogan Kedai Sayur yaitu sayurnya dianter aja, kami akan memberikan service terbaik bagi konsumen. Kesigapan tim operational kami juga dipersiapkan agar Kedai Sayur tetap meemberikan service maksimal dan berperan penting di tengah pandemi Covid-19 untuk masyarat Indonesia," tambahnya.
 
Meski begitu, Supriyadi menilai keadaan seperti sekarang merupakan sebuah tantangan dan peluang bagi usahanya. Dimana ia harus mencari solusi bagamana tetap melayani konsumen serta beradaptasi dengan perubahan yang ada.
 
"Di sisi lain, ini adalah sebuah peluang untuk meningkatkan eksistensi Kedai Sayur itu sendiri dan mengembangkan flow business kami. Kami telah mempersiapkan aplikasi khusus untuk mengakomodir permintaan konsumen rumahan atau individu dan segera akan launching untuk memudahkan proses pemesanan di Kedai Sayur," katanya.

Sebagai informasi, Kedai Sayur merupakan start up yang berdiri sejak 2018 dengan konsep menawarkan pasokan produk pangan dan layanan pengiriman kepada konsumen. Target pasar Kedai Sayur mencakup B2B (Tukang Sayur, Hotel, Resto, Cafe dan Catering) serta B2C seperti konsumen rumahan atau individu.
 
Terkait hal ini, Kementerian Pertanian (Kementan) menunjuk para pengusaha muda untuk menjadi Duta Petani Milenial (DPM) Sigap Corona. Dalam tugasnya, DPM diharapkan memberi kontribusi besar pada ketersediaan pangan di seluruh Indonesia dalam memutus rantai Covid 19.
 
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa keberadaan DPM merupakan bukti kuat bahwa sektor pertanian adalah sektor penting dalam menghadapi berbagai ancaman krisis, termasuk pandemi covid-19. Karena itu, produksi pertanian tidak boleh berhenti untuk menunjang kebutuhan masyarakat sehari-hari.
 
"Pertanian tidak boleh berhenti terutama untuk melawan pandemi Covid 19. Ini saatnya kita menjadi pahlawan untuk menyelamatkan bangsa. Pastikan jangan sampai ada pangan yang tertahan," katanya.
 
Editor: Zunus Muhammad