M. Tatam Wijaya
Kolomnis
Tidak ada yang sia-sia dalam perkara yang telah ditetapkan Allah. Termasuk dalam larangan mengonsumsi makanan yang tak halal. Tidak halal di sini, baik dalam pengertian haram maupun syubhat. Mengapa yang syubhat juga harus dihindari? Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam telah mengemukakan alasannya. Kemudian, sedikitnya ada empat bahaya yang ditimbulkan dari makanan yang tak halal.
Ā
Pertama, energi tubuh yang lahir dari makanan haram cenderung untuk dipakai maksiat. Sahabat Sahl radhiyallahu āanhu mengatakan:
Ā
Ł Ł Ų£ŁŁ Ų§ŁŲŲ±Ų§Ł Ų¹ŲµŲŖ Ų¬ŁŲ§Ų±ŲŁ Ų“Ų§Ų” أ٠أبŁ
Ā
āSiapa saja yang makan makanan yang haram, maka bermaksiatlah anggota tubuhnya, mau tidak mauā (al-Ghazali, Ihya āUlum al-Din, jilid 2, hal. 91).
Ā
Pantas Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam menyatakan, āTidaklah yang baik itu mendatangkan sesuatu kecuali yang baik pulaā (HR al-Bukhari dan Muslim).
Ā
Secara tidak langsung, hadits ini mengatakan, āTidaklah yang buruk itu mendatangkan sesuatu kecuali yang buruk.ā
Ā
Lebih berat lagi, makanan tidak halal itu menjadi darah daging keturunan kita atau diberikan kepada keturunan kita, maka kemungkinan keturunan kita menjadi keturunan saleh menjadi kecil.
Ā
Tak heran jika para ulama akhlak mempersyaratkan diterimanya suatu amal ditopang dengan makanan yang halal. Hal ini dianalogikan kepada hadits tentang sedekah, di mana sedekah tidak diterima kecuali yang berasal dari usaha yang halal.
Ā
Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲŖŁŲØŁŲ§Ų±ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŲØŁŁŁ ŲµŁŁŁŲ§Ų©Ł ŲØŁŲŗŁŁŁŲ±Ł Ų·ŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ§ ŲµŁŲÆŁŁŁŲ©Ł Ł ŁŁŁ ŲŗŁŁŁŁŁŁ
Ā
āSesungguhnya tabaraka wataāala tidak menerima suatu shalat tanpa bersuci dan tidak menerima sebuah sedekah yang berasal dari ghulul (khianat/curang).ā (HR Abu Dawud).
Ā
Kedua, terhalangnya doa. Hal itu berdasarkan pesan Rasulullah shalallahu āalaihi wasallam kepada sahabat Saād radliyallahu āanhu.
Ā
ŁŁŲ§ Ų³ŁŲ¹ŁŲÆŁ Ų£ŁŲ·ŁŲØŁ Ł ŁŲ·ŁŲ¹ŁŁ ŁŁŁ ŲŖŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ³ŁŲŖŁŲ¬ŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŲÆŁŁŲ¹ŁŁŁŲ©ŁŲ ŁŁŲ§ŁŁŁŲ°ŁŁ ŁŁŁŁŲ³Ł Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŁŁŲ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲØŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŲ°ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŲ©Ł Ų§ŁŁŲŁŲ±ŁŲ§Ł Ł ŁŁŁ Ų¬ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ§ ŁŁŲŖŁŁŁŲØŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŁŁ Ų£ŁŲ±ŁŲØŁŲ¹ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŁŲ§
Ā
āWahai Saād, perbaikilah makananmu, niscaya doamu mustajab. Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang hamba yang melemparkan satu suap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak diterima amalnya selama empat puluh hariā (Sulaiman ibn Ahmad, al-Muājam al-Ausath, jilid 6, hal. 310).
Ā
Selain makanan yang baik, amal perbuatan yang baik dan ketaatan secara umum juga dapat menjadi pintu cepat terkabulnya doa.
Ā
Ketiga, sulitnya menerima ilmu Allah. Ketahuilah ilmu adalah cahaya, sedangkan cahaya tidak akan diberikan kepada ahli maksiat. Itu pula yang pernah dikeluhkan oleh al-Syafiāi kepada gurunya Imam Wakiā, sebagaimana yang populer dalam sebuah syairnya:
Ā
Ų“ŁŁŲŖ Ų„ŁŁ ŁŁŁŲ¹ Ų³ŁŲ” ŲŁŲøŁ * ŁŲ£Ų±Ų“ŲÆŁŁ Ų„ŁŁ ŲŖŲ±Ł Ų§ŁŁ Ų¹Ų§ŲµŁ
ŁŁŲ§Ł Ų§Ų¹ŁŁ بأ٠اŁŲ¹ŁŁ ŁŁŲ± * ŁŁŁŲ± Ų§ŁŁŁ ŁŲ§ ŁŲ¤ŲŖŲ§Ł Ų¹Ų§ŲµŁ
Ā
Aku mengeluhkan buruknya hapalanku kepada Imam Wakiā
Beliau menyarankan kepadaku untuk meninggalkan maksiat
Dan beliau berkata, ketahuilah ilmu ialah cahaya
Sedangkan cahaya Allah tak diberikan kepada ahli maksiat
Ā
Walau as-Syafiāi tidak menyebutkan sulitnya menerima ilmu akibat makan makanan yang tak halal, tetapi dapat dipahami bahwa makan makanan tak halal itu termasuk perbuatan maksiat. (Lihat: Muhammad ibn Khalifah, Thalibul āIlmi bainal Amanah wat-Tahammul, [Kuwait: Gharas]: 2002, Jilid 1, hal. 18).
Ā
Makanan tak halal, kemaksiatan, dan perbuatan dosa secara umum juga berdampak pada malasnya beribadah, sebagaimana yang pernah dirasakan oleh Imam Sufyan al-Tsauri, āAku terhalang menunaikan qiyamullail selama lima bulan karena satu dosa yang telah aku perbuat.ā (Lihat: Abu Nuāaim, Hilyatul Auliya, [Beirut: Darl KItab], 1974, Jilid 7, hal. 17I).
Ā
Keempat, ancaman keras di akhirat. Bentuk ancamannya apalagi jika bukan siksa api neraka. Ancaman ini jelas disampaikan dalam Al-Quran dan hadits. Di antaranya ancaman api nereka bagi orang yang makan harta anak yatim dan harta riba.
Ā
Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŖŲ§Ł Ł ŲøŁŁŁŁ Ų§Ł Ų„ŁŁŁŁŁ Ų§ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŲØŁŲ·ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŲ§Ų±Ų§Ł ŁŁŲ³ŁŁŁŲµŁŁŁŁŁŁŁ Ų³ŁŲ¹ŁŁŲ±Ų§Ł
Ā
āSesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka), (QS al-Nisaā [4]: 10).
Ā
Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya,ā (QS Al-Baqarah [2]: 275).
Ā
Ancaman siksa neraka yang bersifat umum akibat makanan tak halal juga disampaikan Rasulullah shallallah āalaihi wasallam:
Ā
ŁŁŁŁŁ ŁŁŲŁŁ Ł ŁŁŲÆŁŁ Ł ŁŁŲØŁŲŖŁŲ§ Ł ŁŁŁ Ų³ŁŲŁŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ§Ų±Ł Ų£ŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŁ ŁŲ§
Ā
āSetiap daging dan darah yang tumbuh dari perkara haram, maka neraka lebih utama terhadap keduanya,ā (HR Al-Thabrani).
Ā
Maka marilah kita berusaha semaksimal mungkin menghindari perkara yang tak halal, baik yang haram maupun yang syubhat. Mengapa yang syubhat juga harus dihindari? Karena menghindari yang syubhat merupakan benteng dalam menjauhi yang haram. Rasulullah shalallahu āalaihi wasallam pernah berpesan, āSiapa saja yang jatuh kepada perkara syubhat, maka ia akan terjatuh kepada perkara haram.ā (HR Muslim).
Ā
Kaitan menghindari perkara syubhat, kita ingat kepada kisah Abu Bakar yang memuntahkan makanan yang telah ditelannya. Berikut adalah kisah lengkapnya.
Ā
Pada suatu hari, Abu Bakar dibawakan makanan oleh pelayannya. Beliau pun menyantapnya. Lantas ditanya oleh si pelayan, āApakah engkau tahu makanan itu? Beliau menjawab, āMemangnya makanan apa itu? Dijawab oleh si pelayan, āPada zaman Jahiliah aku biasa meramal untuk seseorang. Aku sendiri tak mumpuni soal ramalan, sehingga aku sering mengelabuinya. Saat itu pun orang itu datang menemuiku dan memberiku makanan itu. Dan makanan itu pula yang engkau makan.ā Mendengar demikian, Abu Bakar langsung memasukkan jarinya (ke mulut), dan memuntahkan semua yang sudah masuk ke dalam perutnya (HR Al-Bukhari).
Ā
Dari empat poin di atas, dapat dipahami bahwa betapa bahayanya makanan yang tak halal bagi kita, baik terhadap diterimanya amal, dikabulkannya doa, dibukanya cahaya Allah, maupun terhadap keselamatan kita di akhirat. Demikian semoga bermanfaat.
Ā
Ā
Ā
Penulis: M. Tatam Wijaya
Editor: Mahbib
Ā
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
3
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
6
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
Terkini
Lihat Semua