Ajaran Islam bukan pada Simbol tapi Substansi
NU Online · Rabu, 29 Desember 2010 | 05:57 WIB
Indonesia merupakan negera dengan jumlah pemeluk Islam terbesar di dunia, tetapi sejauh ini, kondisinya masih kalau jauh dibandingkan dengan negera-negara lain. TKI masih diperlakukan secara kurang bermartabat di negara lain, termasuk negera muslim.
Katib Aam PBNU KH Malik Madani berpendapat, upaya membesarkan Islam dan mensejahterakan Indonesia harus melaksanakan substansi ajaran, bukan pada symbol-simbol saja.<>
“Negara muslim, tetapi diperintah dengan ketidakadilan, maka akan hancur,” katanya mengutip pernyataan Ibnu Taimiyah dalam acara Refleksi Akhir Tahun PBNU, Rabu (29/12).
Dijelaskannya, keadilan adalah sebuah substansi yang harus diperjuangkan oleh umat Islam jika ingin berhasil dalam berbagai bidang.
Dijelaskannya, kegiatan refleksi merupakan sesuatu yang bernilai ibadah. Ajaran Islam mengatakan “Lakukanlah perhitungan terhadap dirimu sendiri sebelum engkau diperhitungkan fihak lain”
“Ini bukan merupakan tradisi yang latah, tetapi bagian dari ajaran untuk merefleksikan diri sendiri,” tandasnya.
Selain melakukan refleksi tehadap kondisi bangsa Indonesia, ia juga meminta agar PBNU melakukan refleksi internal. (mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
3
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
4
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
5
Khutbah Jumat Bahasa Jawa: Wujud Syukur atas Kemerdekaan Indonesia ke-80, Meneladani Perjuangan Para Pahlawan
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua