Warta

AusAID-LAPIS Siap Bantu Ma'arif

NU Online  ·  Rabu, 15 September 2004 | 19:25 WIB

Jakarta, NU Online
Pengurus Pusat Lembaga Pendidikan Ma'arif (LP Ma'arif NU) menerima kunjungan dari Learning Assistance Program for Islamic Scholar (LAPIS)AusAID dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan sekolah dasar islam bagi  masyarakat yang kurang beruntumg di Indonesia.

Pertemuan tersebut berlangsung di LT V gedung PBNU, Selasa (15/9). Hadir dalam kesempatan tersebut Direktur AusAID -Lapis Dr, Robert Kinghorm, Ketua Ma'arif Drs. HM. Nadjid Muchtar, MA, Wakil Ketua Dr. Endang Turmudzi, MA, Sekretaris Ma'arif, Drs. Azhari HM, MA, dan beberapa pengurus Wilayah Ma'arif daerah.

<>

Dalam pertemuan itu, LAPIS AusAID akan memberikan support terhadap perbaikan pendidikan dasar islam yang meliputi MI (Madrasah Ibtidaiyah), MTs (Madrasah Tsanawiyah) dalam bentuk pendanaan, pendidikan dan pelatihan, pengadaan sarana pembelajaran, dukungan terhadap kebutuhan siswa, dukungan kelembagaan serta pelatihan untuk guru-guru pelajaran umum. Dalam kunjungan LAPIS yang pertama kalinya ini dimaksudkan untuk mencari masukan terkait kebutuhan pendidikan di lingkungan Ma'arif.

Menurut Sekretaris Ma'arif Azhari, kerjasama dan bantuan yang akan ditawarkan LAPIS sangat membantu untuk meningkatkan mutu pendidikan,peningkatan kualitas sumber daya manusia sekolah dan pengembangan kapasitas pendidikan di lingkungan Ma'arif. "Meskipun sudah banyak sekolah Ma'arif yang baik mutunya, tetapi masih banyak yang perlu ditingkatkan," ujarnya kepada NU Online, Rabu (15/9).

Dijelaskan dia, kedepan jika progran yang ditawarkan ini mulai berjalan akan ada pembentukan LAPIS Consultative Group (LCG), pembentukan LAPIS Activity Working Group (AWG) dari tingkat propinisi dan kabupaten kota, pembentukan mekanisme koordinasi dengan para donor dan operasionalnya. "Ada juga pembentukan jaringan aktivis AusAID pada sekolah islam dan pemetaan sekolah dasar islam secara komprehensif melalui AWG dan stakeholders lainnya," papar Azhari.

Melalui program ini diharapkan akan meningkatkan kualitas sekolah dasar islam dalam jangka panjang dan menengah yang  fleksibel, partisipatif, sustainabel dan berperspektif lokal. Karena kemiskinan di Indonesia sangat terpusat pada sektor pendidikan dasar dan non formal, khususnya di daerah-daerah miskin pedesaan.

Program LAPIS ini secara keseluruhan, lanjut Azhari sekitar 5 tahun dalam kurun waktu Juli 2004-Juni 2009, dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama 2,5 tahun (Juli 2004-Desember 2006) dan tahap kedua 2,5 tahun (Januari 2007-Juni 2009). "Jadi kita mengajukan ke LAPIS AusAID melalui  mekanisme proposal kompetitif, dan para stakeholders yang melakukan penilaian  kelayakan," tambahnya.

Sebelumnya, Direktur AusAID-LAPIS Dr, Robert Kinghorm dalam pertemuan itu menjelaskan, LAPIS sebagai bantuan pendidikan untuk sekolah islam dengan dana hibah dari pemerintah Australia, untuk meningkatkan mutu sekolah islam, mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan SDM sekolah dasar sembilan tahun. "Dalam pertemuan ini tidak ada aggrement antara AusAID dengan Ma'arif,  yang adadalah  agrement antara pemerintah indonesia dengan pemerintah australia," demikian Robert Kinghorm. (cih)