Jakarta, NU Online
Calon Wakil Presiden Megawati Soekarno Puteri, Hasyim Muzadi menegaskan perlunya dilakukan rekonsiliasi di Indonesia untuk terwujudnya persatuan tanpa memandang golongan dan Ideologi.
"Namun rekonsiliasi itu dilaksanakan tanpa ada pemaksaan, karena pemaksaan hanya akan menimbulkan luka baru, dan bukan menyelesaikan masalah, biarkan secara alami," kata Cawapres Hasyim Muzadi dalam Dialog Penajaman Visi Misi dan Program Capres dan Cawapres di hotel Hilton Jakarta, Kamis (16/9)
<>Dikatakan Hasyim, kedepan Indonesia akan belajar dari Afrika Selatan dan Jerman dalam melaksanakan rekonsiliasi. Misalnya, Jerman Barat dan Jerman Timur yang dulunya bermusuhan bisa bersatu kembali karena adanya budaya Jerman. Selain itu, Indonesia juga akan belajar dari negara- negara di kawasan Asia Tenggara tentang rekonsiliasi. "Hal itu bisa terjadi karena mereka mengedepankan akulturasi agama, budaya dan pendidikan," ujar ketua PBNU non aktif ini.
Menurut Hasyim, sekarang ini banyak keturunan yang keluarganya dinyatakan terlibat G-30- S/PKI menjadi ustad atau pengasuh pondok pesantren, bahkan lebih pintar pengetahuan agamanya.Karenanya, rekonsiliasi harus dilaksanakan secara natural dan menggunakan pendekatan budaya, serta bukan melalui pemaksaan agar tidak menghasilkan luka baru. "Mari kita melakukan rekonsiliasi secara alamiah dan kultural, dan tak melalui pemaksaan agar tidak menimbulkan luka-luka yang baru," katanya.
Selain itu, pasangan Mega-Hasyim juga bertekad untuk lebih mengutamakan penyelesaian masalah yang menyangkut rakyat kecil dalam pemerintahan mendatang, seperti mengatasi masalah pengangguran, pendidikan, dan kesejahteraan. "Fokus kabinet mendatang adalah bagaimana mengangkat harkat rakyat kecil di Indonesia," tegas Hasyim.
Dalam kesempatan itu juga disebutkan bahwa pemerintahan mendatang butuh dukungan rakyat dan DPR. Karenanya, perlu kemitraan antara pemerintah dan legislatif untuk mencegah terjadinya konflik, tetapi melahirkan sinergi.
Ditambahkan Hasyim, upaya rekonsiliasi memang tidak bisa instan tetapi bisa dilakukan secara bertahap dan simultan, karena itu yang patut didahulukan adalah perbaikan ekonomi rakyat, penegakan hukum, pemulihan keadilan, pemberdayaan pengayoman masyarakat, dan kontradiksi-kontradiksi ditutup.
Alasannya, karena persoalan rekonsiliasi bukan persoalan siapa korban dan siapa yang dikorbankan tetapi adalah persoalan sejarah bangsa secara menyeluruh yang harus di kedepankan bersama-sama. "Kami berjanji jika kami dipercaya kami akan melakukan rekonsiliasi nasional dengan menegakan aturan hukum dan menegakan keadilan secara nyata," Demikian papar Hasyim Muzadi (cih)
Terpopuler
1
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
2
Rais Aam PBNU dan Sejumlah Kiai Terima Penghargaan dari Presiden Prabowo
3
Istikmal, LF PBNU: 1 Rabiul Awal 1447 Jatuh pada Senin, Maulid Nabi 5 September
4
NU Banten Membangkitkan Akar Rumput
5
IPNU-IPPNU dan PCINU Arab Saudi Dorong Tumbuhnya Tradisi Intelektual di Kalangan Pelajar
6
Dirut NU Online Dorong PCNU Kota Bekasi Perkuat Media dengan Ilmu Pengetahuan
Terkini
Lihat Semua