Dunia Islam sedang Hadapi Ujian Demokrasi
NU Online · Sabtu, 16 Juli 2011 | 11:07 WIB
Jakarta, NU Online
Rais Aam PBNU Kiai Sahal juga mengungkapkan keprihatinannya pada negeri-negeri Islam di kawasan Arab yang sedang bergolak. Beberapa negara diguncang aksi demonstrasi, revolusi, pemberontakan dan bahkan perpecahan.
Kiai Sahal menyebut hal itu sebagai ujian bagi demokrasi. Sebab, sama seperti kelompok radikal dan fundamentalis di Indonesia, pergolakan itu terjadi dengan memanfaatkan era keterbukaan dan demokrasi. Atas nama demokrasi, ada yang melakukan intervensi maupun agresi, ataupun mengundang keterlibatan pihak luar negeri. <>
Hal ini dikemukakan ketika ketika membuka acara al Multaqo al-Shufi al-Alamy (Konferensi Sufi Internasional) bertema “Membangun Peradaban Dunia yang Damai, Adil dan Jujur Melalui Ajaran Tarekat Mu’tabaroh” yang digelar di Jakarta.
Demokrasi, ujarnya, hingga kini merupakan satu-satunya sistem yang paling logis untuk mengelola negara. Tetapi demokrasi harus digunakan dengan nilai-nilai luhur. Bukan prosedural saja yang menegasikan substansi. Tidak boleh pula dimaknai secara salah sebagai kebebasan tanpa batas.
“Demokrasi adalah alat. Bukan tujuan. Negeri Islam dan umat muslim boleh dan baik menerapkan demokrasi. Namun harus dengan nilai-nilai luhur yang mengedepankan akhlak. Bukan prosedural kenegaraan,” jelasnya.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Muhammad Ichwan
Terpopuler
1
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
2
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
3
PBNU Buka Suara Atas Tudingan Terima Aliran Dana dari Perusahaan Tambang di Raja Ampat
4
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
5
Israel Serang Militer dan Nuklir Iran, Ketum PBNU: Ada Kegagalan Sistem Tata Internasional
6
Presiden Pezeshkian: Iran akan Membuat Israel Menyesali Kebodohannya
Terkini
Lihat Semua