Endang Turmudi, Sekjen Baru PBNU yang Ahli Pendidikan Pesantren
NU Online · Sabtu, 11 Desember 2004 | 11:59 WIB
Jakarta, NU Online
Sekretaris Jenderal PBNU Dr. Endang Turmudi sebenarnya bukanlah wajah baru di kalangan NU. Selama ini ia aktif di Lembaga Maarif NU, lembaga yang membidangi masalah pendidikan dengan jabatan sebagai wakil ketua.
Pria kelahiran Kerawang 29 Oktober 1955 merupakan santri dari mantan Rais Aam PBNU KH Ilyas Ruhiyat di pesantren Cipasung Tasikmalaya. Ia menghabiskan masa SMA-nya sambil mondok di pesantren tersebut.
<>Selanjutnya, pria sederhana ini melanjutkan studinya di IAIN Sunan Kalijaga Jogjakarta yang diselesaikan pada tahun 1981. Semasa kuliah tersebut, ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan yang menampung para mahasiswa NU, yaitu PMII.
Selanjutnya, tahun 1983 ia menjadi PNS di LIPI yang dijalaninya sampai sekarang dengan konsentrasi penelitian tentang bidang sosial keagamaan, khususnya pendidikan madrasah.
Gelar MA dari pria berkumis tipis ini diperoleh pada tahun 1990 di The Flinders University of South Australia dalam bidang Sosiologi. Tahun 1997, ia menyelesaikan pendidikan doktoralnya di The Australian National University juga dalam bidang Sosiologi.
Sebagai cendikiawan, banyak sekali kegiatan seminar dan workshop internasional yang diikutinya, seperti menulis makalah “Discourse and Local Politics of Democracy in Indonesia : The World of Pesantren and New Order Politics” Paper Presented at “International Workshop on Democratization in Southeast Asia” Held in Copenhagen, 1997.
Tulisannya berjudul “Globalization in the Religio-Cultural Orientation of The Indonesian Traditionalist Muslim”, Paper juga dipresentasikan dalam International Conference of IFSSO (International Organization of Social Science Organization) yang dilaksanakan di Phitsanulok, Thailand 2001.
Terakhir, ia juga mengikuti Fellowship of the JSPS (Japan Society for the Promotion of Sciences): Discourse on Islamic Politics and the Application of Syariah in Modern Indonesia dan di Jepang dan juga menjadi peserta a Workshop on “Understanding Islamic Fundamentalism di Damascus pada bulan Maret, 2004.(mkf)
Terpopuler
1
KH Thoifur Mawardi Purworejo Meninggal Dunia dalam Usia 70 tahun
2
Targetkan 45 Ribu Sekolah, Kemendikdasmen Gandeng Mitra Pendidikan Implementasi Pembelajaran Mendalam dan AI
3
Kuasa Hukum Rakyat Pati Mengaku Dianiaya hingga Disekap Berjam-jam di Kantor Bupati
4
Amalan Mengisi Rebo Wekasan, Mulai Mandi, Shalat, hingga Yasinan
5
Ramai Kritik Joget Pejabat, Ketua MPR Anggap Hal Normal
6
Pimpinan DPR Bantah Gaji Naik, tapi Dapat Berbagai Tunjangan Total hingga Rp70 Juta
Terkini
Lihat Semua