Warta

Gus Dur: Birokrat Tidak Jujur Pada Rakyat

Selasa, 3 April 2007 | 09:31 WIB

Surabaya, NU Online
Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyatakan, para birokrat di Indonesia selama ini tidak jujur pada rakyat. Menurutnya, hal itulah yang menyebabkan krisis kepercayaan yang melanda bangsa Indonesia.

“Antara pimpinan dan masyarakat tidak ada sambung rasa. Karena, biasanya birokrat-birokrat tidak jujur kepada rakyat,” ujar Gus Dur saat memberikan ceramah pada acara Mejelis Silaturahim Ulama Rakyat (Masura) Jawa Timur, di Masjid Sunan Ampel, Surabaya, beberapa waktu lalu.

<>

Acara yang juga biasa disebut Ngaji Bareng Gus Dur dan Kiai Kampung itu dihadiri Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua DPW PKB Jawa Timur Imam Nachrowi, dan para ulama dari Jawa Timur dan sekitarnya.

Menurut mantan Presiden RI itu, tidak jujurnya birokrat kemudian berimbas pada sebuah krisis kepercayaan yang melanda bangsa Indonsesia. Akibat dari krisis tersebut, katanya, masyarakat tidak memercayai apapun yang dikatakan dan dilakukan pejabat. Untuk itu, Gus Dur mengimbau agar para pejabat pemerintah lebih mementingkan kejujuran.

Kejujuran, kata Gus Dur diperlukan pejabat sebagai salah satu kunci untuk mengatasi berbagai persoalan yang tengah mendera bangsa Indonesia. Saat ini, menurutnya, bangsa Indonesia banyak menghadapi masalah, seperti kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan.

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu lantas menyinggung pro-kontra persyaratan menjadi calon presiden dan calon wakil presiden. Ia menegaskan, syarat utama menjadi pemimpin bukanlah gelar kesarjanaan, melainkan kejujuran. Sekarang banyak profesor, doktor, sarjana hukum, tapi banyak yang maling,” tuturnya.

Cucu pendiri NU Hadratussykeh KH Hasyim Asyari itu meminta agar di masa mendatang para pemimpin benar-benar memerhatikan kepentingan rakyat, bukan hanya kepentingan pribadi. “Ini penting sekali, karena ada ketimpangan luar biasa antara kepentingan rakyat dan yang berkuasa,” ungkapnya.

Acara yang dihadiri ribuan simpatisan PKB dan Gus Dur itu sempat ricuh. Sebab para peserta yang semula tenang mendadak ribut berebut menjabat tangan Gus Dur. Suasana kembali tenang saat Gus Dur yang mereka juluki Sunan Ciganjur memberikan ceramahnya.

Namun, saat Gus Dur akan meninggalkan lokasi keributan kembali terjadi sebab aksi berebut jabat tangan kembali terjadi. Masura kali ini adalah yang kedua. Sebelumnya Gus Dur dan PKB juga sukses menyelenggarakan acara serupa di kediaman Gus Dur di Ciganjur, Jakarta. (rif)