Warta

Gus Dur : Munir, Pejuang Ham Paling Sederhana

NU Online  ·  Selasa, 7 September 2004 | 18:26 WIB

Jakarta, NU Online
KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ikut berduka cita atas meninggalnya tokoh Hak Asasi Manusia (HAM) Munir. Gus Dur menilai, almarhum Munir adalah orang yang paling sederhana dan tidak tergoda kemewahan.

“Saya ikut bela sungkawa. Terus terang, di antara para pejuang HAM, dia yag paling terkemuka. Dia tidak tergoda kemewahan hidup dan sebagainya. Teman-temannya yang lain sudah pada mewah, dia tidak. Yang dia lakukan hanya menolong orang.” Demikian dikatakan Gus Dur kepada wartawan usai meresmikan The Wahid Institue, di Ballroom Hotel Regent, Jl. Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (7/9/2004) malam.

<>

Gus Dur yang menganggap Munir sebagai teman baiknya itu, mengharapkan agar perjuangan Munir terus dilakukan oleh para generasi muda penerusnya.“Banyak orang-orang muda yang sudah di didik oleh Munir. Saya harap kegigihan dan perjuangan Munir diteruskan,” kata Gus Dur.

Seperti diberitakan sebelumnya, mantan Direktur Imparsial Munir SH meninggal di dalam pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 974 saat dalam perjalanan dari Jakarta menuju Belanda untuk meneruskan sekolah. Jenazah aktivis HAM itu masih tertahan di Bandara Internasional Schiphol, Amsterdam, Belanda.

Sementara itu, Wiranto yang ditemui dalam acara yang sama mengatakan, sampai kapan pun perjuangan Munir dalam menegakkan HAM tidak akan pernah hilang.
“Saya mendoakan yang bersangkutan ruhnya diterima Tuhan. Saya yakin perjuangannya akan terus berlanjut dan tidak akan pernah hilang,” ujar Wiranto.

Nama Munir mulai mencuat di dunia HAM Indonesia, sejak dia menangani kasus Marsinah di Jawa Timur di akhir tahun 80-an dan awal 90-an, dalam kapasitasnya sebagai anggota LBH Surabaya, yang saat itu merupakan pekerjaan pertamanya sejak lulus dari Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang.

Munir pernah menjadi Direktur LBH Semarang selama tiga bulan pada tahun 1995, lalu ditarik ke YLBHI, Jakarta . Pada 1998, ia menjabat sebagai Koordinator Kontras, kemudian Direktur Imparsial. (dul/cih)