Gus Sholah: Saya Tidak Akan Mendeklarasikan Diri
NU Online · Selasa, 19 Januari 2010 | 09:37 WIB
Meski merasa siap untuk memimpin Nahdlatul Ulama (NU) ke depan, namun Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah) menyatakan tidak akan mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Gus Sholah berpendapat, tidak ada perlunya mendeklarasikan diri, karena aturan pemilihan yang telah ada tidak berdasarkan pada pendaftaran para calon.
"Jadi pada dasarnya, seseorang tidak perlu mencalonkan diri karena akan percuma jika tidak dicalonkan oleh cabang-cabang yang memiliki hak suara," tutur Gus Sholah kepada NU Online di Jombang, Selasa (19/10.<>
Menurut Gus Sholah, yang terpenting adalah mereka yang akan mencalonkan diri harus menyampaikan gagasannya kepada pihak-pihak yang nantinya memiliki hak untuk mencalonkan tokoh tertentu sebagai Ketua Umum PBNU, dalam hal ini adalah PCNU dan PWNU.
Ditanya mengenai kesiapannya untuk maju dalam bursa pemilihan Ketua Umum Tanfidziyah PBNU dalam Muktamar NU ke-32 di Makassar pada bulan Maret mendantang, Gus Sholah menyatakan dirinya siap asalkan mendapat dukungan yang cukup dari Muktamirin.
"Bila ternyata saya dicalonkan oleh 90 lebih cabang-cabang, maka tentu, siap atau tidak siap saya harus siap. Dan siapa pun saya rasa harus siap bila mendapatkan dukungan yang cukup," tandas Gus Sholah.
Karenanya, menurut Gus Sholah, dirinya dan beberapa tokoh NU lainnya yang memiliki niat untuk mengabdi kepada NU melalui jalur kultural berusaha menyampaikan pikiran-pikiran mengenai langkah NU ke depan.
"Jadi biarlah nanti cabang-cabang dan pengurus wilayah yang akan menentukan, siapa tokoh yang lebih berhak untuk dicalonkan dan dipilih," tegas Gus Sholah. (min)
Terpopuler
1
Fadli Zon Didesak Minta Maaf Karena Sebut Peristiwa Pemerkosaan Massal Mei 1998 Hanya Rumor
2
Mendesak! Orientasi Akhlak Jalan Raya di Pesantren
3
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
4
LD PBNU Ungkap Fungsi Masjid dalam Membina Umat yang Ramah Lingkungan
5
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
6
Orang-Orang yang Terhormat, Novel Sastrawan NU yang Dianggap Berbahaya Rezim Soeharto
Terkini
Lihat Semua